Mahfud MD : Jaga Keberagaman untuk Capai Indonesia Emas

Selasa, 15 Oktober 2019 | 08:32 WIB
Mahfud MD :  Jaga Keberagaman untuk Capai Indonesia Emas
Mahfud MD dalam "Inspirasi, Kreasi dan Pancasila", di Grha Widya Wisuda Kampus (GWW) IPB Dramaga Bogor, Senin (14/10/2019). (Dok : Istimewa)

Suara.com - Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mahfud MD mengingatkan, bahwa Indonesia akan menjadi sebuah bangsa yang besar pada 2045 atau masuk dalam masa Indonesia Emas. Modal utama untuk mencapai masa Indonesia Emas adalah persatuan dan menjaga keberagaman Indonesia

"Pada tahun 2036, bonus demografi akan mencapai pada puncaknya sebagai pendukung Indonesia Emas pada tahun 2045," katanya, dalam Bincang Seru Mahfud yang bertajuk "Inspirasi, Kreasi dan Pancasila", di Grha Widya Wisuda Kampus (GWW) IPB Dramaga Bogor, Senin (14/10/2019).

Keberagaman merupakan sebuah kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk dapat maju.

"Keberagaman yang sebenarnya bisa jadi modal kita untuk maju. Dulu kita bersatu sehingga bisa merdeka, sekarang kita bersatu untuk maju," ujar Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan itu.

Terkait keberagaman dan toleransi, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menandaskan bahwa Tuhan adalah Maha Pluralis dan Maha Toleran. Tuhan juga yang menciptakan perbedaan tidak untuk perpecahan, tapi untuk saling mengenal dan menghormati.

"Hindari ujaran kebencian yang bisa menyebabkan permusuhan, sehingga tidak bisa bersatu. Kalau Anda bertuhan, tentu tidak akan melakukan itu," tambahnya.

Pada kesempatan itu, Mahfud minta penegak hukum untuk lebih tegas menindak pelaku ujaran kebencian dan berita bohong.

"Karena itu bisa membuat bangsa kita rusak. Ini bukan anti kritik. Kritik dibutuhkan, tapi bukan berupa hinaan, hasutan yang dapat menimbulkan perpecahan," kata Mahfud.

Menurutnya, persoalan hoaks dan ujaran kebencian tidak bisa dianggap remeh, karena bisa memporak-porandakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga: Mahfud MD Bela Amien Rais, Sebut Tak Pernah Hina BJ Habibie

Komitmen Kebangsaan IPB
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Arif Satria, dengan perwakilan wali amanat, perwakilan alumnus, dosen, dan mahasiswa menandatangani Komitmen Kebangsaan.

"IPB meneguhkan komitmen jati diri sebagai rumah kebhinekaan. IPB tidak memberi ruang untuk paham yang bertentangan dengan Pancasila," kata Arif.

Komitmen Kebangsaan ini menyikapi dinamika terkini yang berimbas ke IPB. Sebelumnya, salah satu dosen IPB ditangkap polisi terkait langkah antisipasi aksi teror.

Alhasil dalam beberapa waktu terakhir, IPB menuai beragam hujatan terkait insiden itu.

"Belum lama ini IPB terkena 'badai tsunami', tapi dosen dan seluruh civitas akademi solid mengawal kebangsaan," ujar Arif.

Ia menambahkan, selama ini pihak kampus telah melakukan aksi-aksi nyata untuk merawat keberagaman.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI