Morales Dikudeta: Sayap Kanan dan Pukulan untuk Sosialisme Amerika Latin

Reza Gunadha Suara.Com
Sabtu, 16 November 2019 | 18:53 WIB
Morales Dikudeta: Sayap Kanan dan Pukulan untuk Sosialisme Amerika Latin
Eks Presiden Bolivia Evo Morales. [Twitter]

Suara.com - Militer, polisi, dan ekstremis sayap kanan yang rasis telah melakukan kudeta terhadap presiden terpilih Evo Morales. Kekinian, mereka berkuasa dengan merepresi penduduk asli dan miskin negara tersebut.

MINGGU 10 November 2019, Evo Morales, Presiden Bolivia yang baru kembali terpilih untuk masa jabatan keempat melalui pemilu, mendadak mengumumkan pengunduran diri.

Setelahnya, Evo dijemput oleh pesawat tempur Meksiko untuk diterbangkan ke negara Amerika utara tersebut, setelah mendapat suaka politik.

Setibanya di Meksiko, Evo Morales menegaskan dirinya dipaksa mengundurkan diri oleh militer. Karenanya, dia menilai militer, polisi, dan politikus sayap kanan yang menjadi oposisi merangkai plot untuk kudeta.

"Kami selamat berkat Meksiko dan pihak berwenangnya, tetapi saya juga ingin memberi tahu Anda saudara dan saudari, selama saya masih hidup, kami akan melanjutkan perjuangan politik," kata Morales.

Sementara di Bolivia, Wakil Presiden Alvaro Garcia serta banyak pejabat pendukung Morales juga mengundurkan diri.

Sedangkan Wakil Senat Jeanine Anez, dalam sidang legislatif, memproklamasikan diri sebagai Presiden sementara Bolivia.

Meski didukung oleh militer serta polisi, posisi Anez menjadi presiden tetap menjadi kontroversi. Sebab, dalam sidang Kongres Bolivia penunjukan dirinya, jumlah peserta tidak kuorum.

Eks Presiden Bolivia Evo Morales saat berada dalam pesawat yang membawanya ke Meksiko. [Twitter]
Eks Presiden Bolivia Evo Morales saat berada dalam pesawat yang membawanya ke Meksiko. [Twitter]

Sidang itu tidak kuorum karena diboikot oleh para legislator dari Partai Gerakan untuk Sosialisme (MAS) yang merupakan pendukung Morales.

Baca Juga: Dihujani Protes, Presiden Bolivia Evo Morales Mengundurkan Diri

Kekerasan Sayap Kanan

Seusai kudeta terhadap Morales, Bolivia masuk pada fase huru-hara. Militer dan polisi Bolivia—yang didukung paramiliter sayap kanan neo Fasis—melakukan aksi kekerasan terhadap ratusan ribu warga miskin serta asli Bolivia.

Seperti dilaporkan majalah Jacobin, demonstran pro-Morales di El Alto ditembaki. Aktivis Partai Gerakan untuk Sosialisme ditangkap di rumah-rumah mereka.

Rakyat miskin dan kaum asli Bolivia menilai, kudeta terhadap Morales dan aksi kekerasan terhadap mereka di jalanan selama berdemonstrasi dimotori oleh kaum sayap kanan yang rasis.

Anez sendiri sejak lama dikenal sebagai politikus sayap kanan Bolivia. Jauh sebelum huru-hara terjadi, yakni 14 April 2013, Anez sempat mengunggah tulisan rasis pada akun Twitter pribadi.

“Aku memimpikan Bolivia yang bebas dari ritual setan warga asli,” tulis Anez yang dilanjutkan dengan, “ibu kota bukan untuk Indian—mereka lebih baik pergi ke dataran tinggi atau El Chaco.”

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI