Morales Dikudeta: Sayap Kanan dan Pukulan untuk Sosialisme Amerika Latin

Reza Gunadha Suara.Com
Sabtu, 16 November 2019 | 18:53 WIB
Morales Dikudeta: Sayap Kanan dan Pukulan untuk Sosialisme Amerika Latin
Eks Presiden Bolivia Evo Morales. [Twitter]

Jacobin, majalah ternama yang bertaut dengan kaum kiri di Amerika Serikat, dalam artikelnya menegaskan, “Manuver-manuver ini menunjukkan bahwa, apa pun yang diklaim oleh media ‘liberal’, peristiwa terkini di Bolivia sama dengan kudeta.”

“Itu adalah perebutan kekuasaan terhadap norma-norma demokrasi yang diorganisasikan oleh elite sayap kanan.”

Pemimpin-pemimpin negara di Amerika Latin yang progresif juga menilai peristiwa di Bolivia adalah kudeta.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard, Presiden terpilih Argentina, Alberto Fernandez, eks Presiden Brasil Lula, maupun politikus AS Ilhan Omar. Mereka menegaskan pernyataan singkat: Morales didorong mundur oleh militer, dan itu adalah kudeta.

Ilhan Omar. (Instagram/@ilhanmn)
Ilhan Omar. (Instagram/@ilhanmn)

Pemaksaan militer Bolivia agar Morales mundur dari jabatannya, diikuti oleh gelombang kekerasan dari pihak oposisi terhadap pemeritahan progresif di banyak kota.

Kelompok paramiliter sayap kanan melakukan represi terhadap kaum asli dan petani Bolivia yang berdemonstrasi menentang Anez.

Tak hanya itu, paramiliter sayap kanan dan polisi juga melakukan persekusi di sentra-sentra perumahan kaum miskin. Bahkan, rumah saudara perempuan Morales, dibakar.

Wali Kota Vinto, Patricia Arce—perempuan—ditangkap dan diseret di jalanan tanpa alas kaki oleh kelompok paramiliter neo Fasis.

Massa lantas menyiram tubuh Patricia memakai cat merah—warna kelompok sayap kanan Bolivia—dan mencukur rambutnya.

Baca Juga: Dihujani Protes, Presiden Bolivia Evo Morales Mengundurkan Diri

Patricia lantas diselamatkan oleh demonstran pro-Morales. Namun, balai kota Vinto dibakar oleh massa sayap kanan.

Sementara itu, patroli polisi dan militer telah mengambil alih jalan-jalan di La Paz, mendirikan barikade untuk memblokir demonstran pro-Morales yang berbaris ke kota. Pendukung Morales adalah kaum asli dan petani yang beada di desa-desa.

Sedangkan di media-media sosial, viral video polisi Bolivia melepaskan bendera Wiphala—simbol keberagaman dan warga asli—dari emblem seragam mereka.

Video polisi berdiri bersama gerombolan sayap kanan bersenjata di gedung-gedung publik juga viral di media sosial.

Penyebab Kudeta

Awal kudeta terhadap Morales itu dipicu oleh sayap kanan Bolivia yang kalah dalam pemilihan 20 Oktober 2019.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI