Dituduh Menista Agama, Ini Pidato Lengkap Sukmawati soal Nabi dan Soekarno

Sabtu, 16 November 2019 | 19:05 WIB
Dituduh Menista Agama,  Ini Pidato Lengkap Sukmawati soal Nabi dan Soekarno
Sukmawati Soekarnoputri, putri mendiang Presiden pertama RI Soekarno.

Bahkan ia meminta mahasiswa laki-laki untuk berdiri menjawab pertanyaan Sukmawati.

"Di abad 20 yang berjuang untuk kemerdekaan itu nabi yang mulia Muhammad atau Insinyur Soekarno? Tolong jawab silakan anak-anak muda Saya mau tahu jawabannya. Ayo jawab nggak ada yang berani? saya mau yang laki-laki, kan radikalis banyaknya laki-laki ya. Coba kamu berdiri namanya siapa dari mana," tanya Sukmawati.

Takim, salah seorang mahasiswa dari UIN Jakarta kemudian berdiri menjawab. Namun belum selesai berbicara, Sukmawati tampak memotong ucapan mahasiswa tersebut.

"Bismillahirahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Muhammad Takim Maulana, mahasiswa dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. Memang benar pada saat awal ke 20 yang berjuang itu Insinyur Soekarno," kata Takim.

"Oke, setop. Hanya itu yang Ibu mau tanya, terima kasih," kata Sukmawati.

Sukmawati kemudian meminta mahasiwa lain untuk berdiri dan menjawab pertanyaan yang ia lontarkan.

"Coba siapa lagi yang mau jawab, ini anak-anak muda coba kamu berdiri. Ini adik dari Irian ya, coba berdiri, coba jawab pertanyaan ibu. Di awal abad 20 ibu ulang lagi, siapa yang berjuang untuk kemerdekaan apakah Nabi yang mulia Nabi Muhammad atau insinyur Soekarno?" tanya Sukmawati.

Seorang mahasiwa asal Papua kemudian berdiri dan menjawab pertanyaan. Mahasiswa tersebut justru menjawab Presiden Soeharto.

"Baik terima kasih atas kesempatannya. Kalau menurut saya pak Soeharto," kata mahasiswa tersebut yang disambut gelak tawa.

Baca Juga: Terkait Kasus Sukmawati, Polisi: Pelapor Lihat Langsung di Google

Sukmawati yang mendengar pernyataan mahasiswa asal Papua langsung membalas salam merdeka.

"Merdeka sekian terima kasih. Jadi begini saudara-saudara. Memangnya kita nggak boleh menghargai, menghormati, orang-orang mulia di awal-awal, pokoknya abad modern? Apakah hanya selalu yang menjadi suri teladan itu hanya Nabi-nabi? Ya, oke, nabi-nabi, tapi pelajari perjalanan sejarah, yang makin ada, ada revolusi industri," kata Sukmawati.

"Apakah kita tidak boleh menghargai seperti Thomas Jefferson, nggak boleh menghargai seperti Thomas Alva Edison, orang-orang mulia untuk kesejahteraan manusia. Saya kira itu suatu pemikiran yang nggak bener kalau nggak boleh menghargai menghormati mereka-mereka yang berbudi mulia, betul? Sekian terima kasih karena waktunya sudah sekian. Merdeka," sambungnya.

Salah satu pelapor Sukmawati yakni seorang advokat bernama Ratih Puspa Nusanti yang merupakan salah satu anggota Koordinator Bela Islam (Korlabi).

Sekretaris Jenderal Korlabi Habib Novel Bamukmin mengatakan dirinya mendampingi Ratih melaporkan Sukmawati.

"Bukan saya yang melaporkan , saya dan kawan -kawan di Korlabi hanya mendampingi ibu Ratih atas pribadi beliau," ujar Novel saat dikonfirmasi Suara.com, Sabtu (16/11/2019).

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI