"Jadi pembagian keuntungannya itu 55 persen untuk investor dan 45 persen untuk UD Sakinah," kata dia.
Pengusaha lainnya yang tertipu investasi bodong, Anam Khairul Umam (46), menjelaskan, pihaknya kali pertama menanam modal dari Rp 120 juta. Bulan selanjutnya, karena even berjalan lancar dan pihaknya mendapat profit, Anam pun berinvestasi lagi dengan menambah modal Rp 30 juta.
"Jadi saya ikut itu sekitar awal 2018 lalu. Pertama-tama memang menjanjikan. Karena, ketika kita menanam modal atau menambah modal, profitnya bisa didapatkan 15 hari setelah event itu. Jika dihitung, saya sudah tiga kali mendapat untung ini dan selalu saya terima," jelas dia.
Namun pada 2019 akhir, investasi UD Sakinah ini sudah jarang membagikan event atau kegiatan hotel. Pemilik juga sulit dihubungi.
"Modal saya mungkin ada sekitar Rp 200 juta yang dibawa mereka. Desember 2019 sudah sulit dihubungi dan uang saya dibawa kabur," katanya.
![Kondisi rumah pemilik UD Sakinah, Indriyani Fatmawati dan M Wahyudi nampak sepi lantaran terlibat kasus investasi bodong di RT 01/ RW 024 Padukuhan Sempu, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Kamis (23/1/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/01/23/86754-rumah-pemilik-ud-sakinah-yang-disegel.jpg)
Setelah kasus ini muncul, para pengusaha mendatangi usaha UD Sakinah. Sayang, beberapa orang tak bisa menemui pemilik. Anam menjelaskan, saat korban berkumpul, ada beberapa orang yang sudah berinvestasi, tapi hingga saat ini belum mendapatkan profit.
"Jadi ada yang sudah berinvestasi Rp 10 juta, terus nambah jadi Rp 20 juta, selanjutnya menambah modal hingga mencapai Rp 8 miliar. Bahkan ada satu korban yang mengaku sudah berinvestasi, tapi tak pernah mendapat keuntungan, malah uang Rp 45 jutanya raib dibawa kabur," jelas Anam.
Sementara itu, Lutfi Kurniawan Sahirul Alam (38) mengaku pernah mendatangi hotel-hotel rekanan UD Sakinah. Setelah ditanyai, hotel tersebut tak pernah menggunakan jasa UD Sakinah saat ada kegiatan di hotel.
"Kami juga sudah mendatangi hotel. Mereka menjelaskan bahwa pemasok ini (UD Sakinah) hanya mengirim sembako reguler. Jika untuk acara malah tidak pernah. Dari situ kami merasa tertipu, saya juga tidak tahu profit yang saya terima ini dari uang apa. Saya juga mengikuti investasi ini dari uang pribadi yang sudah saya kumpulkaan selama menjalani bisnis sebuah even di Jogja," kata dia.
Baca Juga: Pemilik UD Sakinah Kabur Bawa Uang Tabungan 350 Warga Sempu
Dalam menjalankan usahanya, memang Indriyana ini mengedepankan nilai agama. Lantaran, mereka tak ingin mengambil riba (uang dari modal), tapi keuntungan diambil dari hasil profit sebuah acara di hotel.
"Saya percaya karena mereka menolak riba. Biasanya kan diambil dari modal. Tapi ini menunggu hasil even dan hasil keuntungan itu yang diambil untuk dibagi. Karena hal itu juga, akhirnya saya percaya dan terus mengikuti investasi ini," jelas dia.
Nana, yang juga menjadi korban investasi bodong ini, menjelaskan, pemilik usaha kerap mengingatkan untuk berinvestasi bersama UD Sakinah dan memperingatkan untuk tidak menggunakan uang bank. Hal itu dianggap riba dan tidak berkah.
"Dia kerap mengingatkan saya dan juga investor lain agar tak meminjam uang bank, karena akan ada bunganya. Dia menganjurkan pinjam dari orang atau teman dekat yang tak menarik bunga. Hal itu untuk menambah keberkahan dalam berusaha. Pihaknya juga mengaku dekat dengan Habib Syech. Orang ini (Indriyana) adalah orang yang sopan dan tidak aneh-aneh. Nah hal-hal ini lah yang membuat kami yakin, bisnisnya betul bersih dan mengedepankan syariat agama," katanya.
Baik Anam dan Lutfi telah melayangkan laporan penipuan kepada pihak berwenang. Bagi Lutfi, laporannya memang belum diterima kepolisian karena tak ada bukti perjanjian investasi usaha itu.
"Kemarin saya sudah melaporkan. Namun hanya membawa bukti transfer, tapi bukti saya tidak kuat karena harus ada bukti perjanjian antara investor dan pemilik usaha, tapi beberapa sudah ada yang melaporkan ke Polsek Depok Timur," kata dia.