Suara.com - Bentrokan antara warga dan polisi terjadi di Mitchells Plain, Afrika Selatan pada Selasa (14/4/2020). Ratusan orang yang marah dan kelaparan melawan polisi.
Dilaporkan New Straits Times, Rabu (15/4/2020), warga kota yang marah melempar batu ke ara polisi. Mereka membuat barikade di jalan-jalan dengan membakar ban.
Polisi Afrika Selatan meresponya dengan menembakkan peluru karet dan gas air mata.
Orang-orang marah karena paket makanan tidak terkirim. Apalagi pemerintah negara tersebut menerapkan penguncian wilayah atau lockdown.
"Kami punya anak kecil. Kami ingin makan. Mereka juga harus makan," kata Nazile Bobbs, ibu sekaligus penduduk setempat.
Ia menambahkan, "Mereka bilang kita akan mendapatkan kiriman bantuan, di mana bantuan itu? Berapa lama kita (akan) di-lockdown?"
Afrika Selatan saat ini berada di masa karantina selama lima minggu untuk menurunkan penyebaran virus corona yang sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 2.400 orang.
Presiden Cyril Ramaphosa telah berjanji untuk menyediakan berbagai kebutuhan dasar seperti persediaan air dan makanan untuk orang-orang Afrika Selatan yang paling miskin.
Banyak orang, terutama mereka yang bekerja di ekonomi informal, tidak dapat berjualan. Mereka kehilangan pendapatan karena lockdown yang mulai berlaku pada 27 Maret 2020.
Baca Juga: Kabar Kurang Baik, Anak Nycta Gina Sudah 2 Hari Demam
Liezl Manual, pemimpin masyarakat setempat mengatakan orang-orang keluar dari rumah karena "frustrasi ingin tahu" di mana kiriman bantuan makanan.
"Saya tidak berpikir Ramaphosa melakukan sesuatu. Orang-orang merasa lebih suka mati karena virus corona daripada mati kelaparan di rumah," kata warga lain Denise Martin.
Para pejabat pemerintah mulai kewalahan oleh kebutuhan bantuan yang melonjak.
Busisiwe Memela-Khambula CEO SA Social Security Agency (Sassa), departemen pemerintah yang bertanggung jawab mendistribusikan bantuan makanan, mengatakan bahwa banyak sekali yang membutuhkan bantuan.
"Orang-orang sangat membutuhkan bantuan sehingga bahkan orang-orang yang tidak akan disediakan oleh kami berpikir mereka bisa mendapatkan dukungan dari kami," kata Busisiwe Memela-Khambula.
Biasanya, Sassa hanya memberikan bantuan kepada para penyandang cacat. Namun pada situasi seperti ini mereka dibuat kewalahan.
"Tapi sayangnya sekarang semua orang mengalami kesulitan," katanya di televisi lokal.