“Apalagi akibat tumbuhnya ojol yang di bawah naungan perusahaan star up unicorn yang beraset triliunan tersebut, tidak banyak memberi dampak bagi kemajuan skill bagi SDM di Indonesia,” tutur Arief Poyuono.
Selain itu, semakin bertambahnya armada Ojol--dari sisi neraca perdagangan luar negeri--membuat nilai impor di sektor otomotif terus meningkat. Dan lagi-lagi yang diuntungkan hanyalah perusahaan asing.
“Sampai sekarang armada motor dan mobil itu masih impor nah jadi yang untung asing lagi,” kata Arief Poyuono.
Maka itu, kata dia, kebijakan soal cashback 50 persen pembelian BBM sangat tidak adil, karena banyak warga miskin yang tidak menikmatinya.