Ditjen KSDAE juga meminta kebun binatang memberikan laporan tentang kesehatan satwa, terutama berkaitan dengan Covid-19. Para pakar konservasi memperingatkan bahwa virus corona dapat menimbulkan ancaman bagi beberapa satwa liar, setelah seekor harimau di kebun binatang Amerika Serikat didapati terinfeksi.
Wiratno mengatakan ia belum menerima laporan tentang satwa di kebun binatang dalam negeri yang terinfeksi virus corona. "Mudah-mudahan tidak ada tapi kita memantau kondisi kesehatan satwanya," ujarnya.
'Perketat izin lembaga konservasi'Aktivis pencinta binatang turut mendorong pemerintah untuk memperketat izin lembaga konservasi.
"Ke depan harus ada aturan yang mengharuskan operasional lembaga konservasi satwa tidak bergantung pada penjualan tiket (saja). Hal itu bisa membuat (lembaga konservasi) berusaha mendapat pemasukan sebanyak-banyaknya dari pengunjung dan mengabaikan hak satwa," kata pendiri ProFauna Indonesia Rosek Nursahid kepada wartawan Ayman Fatih yang melaporkan untuk BBC News Indonesia .
Rosek menyebut pengalaman di masa lalu yang menyebabkan penutupan sebuah kebun binatang di Jawa Timur.
"Tidak ada pengunjung menyebabkan tidak ada pemasukan dari tiket, akibatnya pengelola tidak bisa membeli pakan satwa. Kasus ini pernah terjadi di kebun binatang mini Tarekot di Kota Malang," kata Rosek.
"Pemerintah harus membuat protokol baru, belajar dari pandemi ini, untuk tidak mempermudah izin lembaga konservasi yang hanya mengandalkan penjualan tiket untuk membiayai operasinya."