8 Perempuan Pemberani PD II: dari Rasuna Said hingga Ratu Kematian Soviet

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Jum'at, 08 Mei 2020 | 16:41 WIB
8 Perempuan Pemberani PD II: dari Rasuna Said hingga Ratu Kematian Soviet
Ilustrasi Rasuna Said. Perempuan asal Minangkabau ini merupakan Pahlawan Nasional Indonesia. [Dok. BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun akhirnya ia diciduk kepolisian Nazi, Gestapo. Dia melalui sesi interogasi yang disertai kekerasan.

Inayat Khan beberapa kali berusaha kabur. Suatu kali ia nyaris berhasil membuat jalan rahasia di atap gedung penyekapan.

Setiap kali tertangkap hendak melarikan diri, proses pemenjaraan dan interogasi terhadapnya semakin kejam.

Namun sejumlah sumber menyebut dia tak pernah memberi informasi berharga apapun kepada Nazi.

Nazi disebut hanya mengetahui nama samarannya, Madeleine. Mereka juga tak tahu bahwa dia sebenarnya seorang warga India.

Pada September 1944, Inayat Khan dan tiga agen perempuan SOE lainnya dikirim ke kamp konsentrasi Dachau. Tanggal 13 September, mereka dieksekusi mati,

Atas keberaniannya, Inayat Khan dianugerahi George Cross oleh Kerajaan Inggris. Ia juga mendapat penghargaan Croix de Guerre dari pemerintah Perancis.

Sebuah patung Inayat Khan kini berdiri di Gordon Square Gardens, London, untuk menghargai keberaniannya.

"Noor Inayat Khan terus menginspirasi bahkan hingga saat ini, bukan hanya keberaniannya tapi juga prinsip yang dia pegang teguh," kata Shrabani Basu, penulis buku Spy Princess, The Life of Noor Inayat Khan.

Baca Juga: Cuit Postingan Cabul, Akun Twitter Giannis Di-Hack

"Walau dia penganut Sufi dan meyakini jalan tanpa kekerasan, dia memberi pengorbanan terbesar, yaitu nyawanya, untuk melawan fasisme," ujar Basu.

Nancy Wake, Si Tikus Putih

Ilustrasi Nancy Wake. [Dok. BBC]
Ilustrasi Nancy Wake. [Dok. BBC]

Sosok yang menarik perhatian banyak orang, Nancy Wake memiliki reputasi sebagai pejuang mematikan. Ia dikenal sebagai sosok dengan rayuan hebat, peminum alkohol, juga musuh Nazi yang berkepala batu.

Wake lahir di Selandia Baru, tapi tumbuh dewasa di Australia. Dia berhenti sekolah pada usia 16 tahun.

Wake kemudian bekerja sebagai jurnalis di Prancis. Menurut sejumlah sumber, pekerjaan itu didapatkan setelah berbohong bahwa mampu menulis aksara Mesir kuno.

Di Prancis dia bertemu dan menikah dengan pengusaha, Henri Fiocca. Mereka tinggal di Marseille saat Nazi menginvasi negara itu tahun 1939.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI