Potensi terburuk telah dihindari, tetapi kondisi Mukherjee masih tetap serius dan tidak stabil.
Mukherjee adalah seseorang dengan bobot badan yang cukup berat dan pasien yang lebih berat lebih sulit untuk dibalikkan tubuhnya, demi meredakan napas mereka.
Dokter memberinya hydroxychloroquine, obat yang biasanya digunakan untuk mengobati malaria, bersama dengan vitamin, antibiotik dan obat penenang. Demamnya tetap tinggi.
Alarm terus berbunyi di unit perawatan intensif setiap malam di tempat tidur Mukherjee. Terkadang saturasi oksigen akan turun. Sinar-X pada mesin portabel menunjukkan bagian putih di paru-paru tetap ada.
"Ada sedikit kemajuan tetapi itu pun lambat," kata Dr Sinha.
Akhirnya, sebulan setelah dirawat, Mukherjee menunjukkan tanda-tanda mengalahkan infeksi.
Virus corona: Perkembangan dari penyakit pernapasan ke serangan berbagai organ tubuh Enam vaksin virus corona yang sudah diuji coba pada manusia ‘Jari kaki Covid’, salah satu kondisi klinis yang mungkin gejala baru Covid-19?
Dia terbangun dari koma yang diinduksi secara medis. Saat itu Minggu. Ketika istri dan saudara ipar perempuannya melakukan panggilan video kepadanya, dia hanya menatap layar ponsel yang bercahaya.
"Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Semuanya tidak jelas. Saya melihat seorang wanita dengan celemek biru berdiri di depan saya, yang kemudian saya ketahui adalah dokter saya," kata Mukherjee kepada BBC.
Baca Juga: Restorasi Mobil Jadul Jaguar S1, Datang Berkarat Keluar Memikat
"Kau tahu, aku tertidur nyenyak selama lebih dari tiga minggu. Aku tidak tahu mengapa aku berbaring di rumah sakit. Itu adalah ingatan yang hilang.
"Tetapi saya ingat sesuatu. Saya pikir saya berhalusinasi ketika saya dalam keadaan koma. Saya dikurung di suatu tempat, diikat tali, dan orang-orang mengatakan kepada saya bahwa saya tidak sehat, dan mereka mengambil uang dari keluarga saya, dan saya tidak dibebaskan. Dan saya mati-matian berusaha menghubungi orang untuk membantu saya. "
Pada akhir April, dokter melepasnya dari ventilator selama setengah jam dan Mukherjee bernapas sendiri untuk pertama kalinya dalam hampir sebulan. Proses itu tidak mudah. Dokter mengatakan Mukherjee sering mengalami "kepanikan" dan menekan bel darurat di samping tempat tidur karena berpikir dia tidak akan bisa bernapas tanpa mesin itu.
Pada 3 Mei, mereka mematikan ventilator, dan lima hari kemudian, mengirimnya pulang.
"Prosesnya itu panjang sekali. Dia menderita ARDS parah. Dia demam tinggi selama empat minggu. Dia tidak bisa bernapas sendiri. Virus itu menimbulkan malapetaka," kata Dr Sinha.
Sekarang di rumah, Mukherjee memulai kehidupan baru.