Nurhasan lalu berangkat ke pom bensin tersebut menaiki motor sedangkan dua orang tamunya mengikuti dari belakan. Menunggu sekitar setengah jam, akhirnya ada mobil yang datang dan seseorang di bangku penumpang lalu menyerahkan tas laptop kepada Nurhasan.
"Pas dia datang, dia lalu kasih tas ke saya, wajahnya tidak terlalu terlihat karena lampunya mati, setelah 'ngasih' tas lalu langsung jalan," ucap Nurhasan.
Kedua tamu misteriusnya menurut Nurhasan hanya memantau dari jauh kejadian tersebut.
"Saya bingung ini dikasih apaan, ya sudah saya jalan lagi, lalu setelah saya jalan mau balik, masih di jalan Cut Meutia, dua orang datang ke saya, langsung ngambil saja tasnya, saya jalan dan lihat di spion mereka sudah tidak ada," ujar Nurhasan menambahkan.
"Sekarang saksi sudah tahu siapa yang kasih tas? Saya perlihatkan foto, apakah ini yang memberikan tas di malam itu?" tanya jaksa penuntut umum (JPU) KPK Takdir Suhan sambil menunjukkan foto Harun Masiku.
"Agak-agak mirip, tapi saat itu saya tidak tahu itu siapa," ungkap Nurhasan.
Nurhasan juga mengaku tidak mendapat uang apapun meski membantu penyerahan tas dari Harun Masiku ke dua tamu itu. "Boro-boro uang bensin Pak, dia langsung jalan," kata Nurhasan.
Sedangkan telepon selular yang ia pakai untuk berkomunikasi dengan Harun Masiku itu menurut Nurhasan sudah hilang.
"HP saya HP China Pak, Xiomi, tapi sudah hilang, kalau tidak salah saat 'car free day', sampai di rumah 'lah HP gak ada, ngebel-ngebel sudah gak aktif'," cerita Nurhasan.
Baca Juga: Ayah Gantung Diri usai Bunuh Dua Anaknya, R Diduga Sempat Cekcok sama Bini
Nurhasan mengatakan ia tidak melaporkan ke atasannya mengenai kejadian itu. "Saya tidak sampaikan ke siapa-siapa soal peristiwa itu Pak," ungkap Nurhasan.
Keberadaan Harun Masiku sejak ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 9 Januari 2020 hingga saat ini masih misterius dan sudah dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) alias buron. (Antara).