Juga banyak senyawa kimia yang dapat menempel di suatu situs pada virus sehingga menghambat proses infeksinya ke sel. Artinya penemuan antivurus dari kayu putih itu bukan lah sebuah terobosan.
"Jadi kalau suatu penemuan in vitro ada suatu senyawa diberikan ke virus dan terbukti virusnya hancur atau terhambat, itu bukan breakthrough. Keringat dan air mata kita saja kalau kena virus, maka akan hancur virusnya," terangnya.
"Apalagi kalau penemuan itu hanya in silico, misalnya dengan pemodelan molecular docking".
Kendati begitu, usaha Kementan untuk melakukan penelitian antivirus dari kayu putih patut dihargai.
"Semua orang berhak mencari upaya penanggulangan, asalkan proporsional komunikasi ke publiknya."