Keberhasilan organisasi penggerak akan meningkatkan efektivitas, efisiensi dan transparansi pemanfaatan anggaran pelatihan dan peningkatan kompetensi guru. Skema pelatihan guru melalui mentoring dapat dilakukan tanpa guru harus meninggalkan kelas pada jam mengajar.
Pemberdayaan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) menjadi wadah yang memudahkan skema mentoring secara reguler dan dinamis. Forum KKG dan MGMP menjadi tempat pemecahan persoalan dan berkembangnya inovasi guru dalam menjaga kesegaran dan motivasi menghadapi siswa dengan berbagai persoalannya.
Hadirnya fasilitator/coach sebagai mitra diskusi guru akan memberikan motivasi dan pemikiran segar pada guru. Hal itu dapat pula sebagai wahana pemecahan masalah di kelas dan membangun inovasi pembelajaran yang lebih dinamis.
Perbaikan organisasi penggerak adalah dengan mengubah skenario program gajah, macan, dan kijang, menjadi kolaboraasi fasilitator/mentor/pendamping dari berbagai komponen/komunitas/lembaga yang memiliki kapasitas tertentu, antara lain paedagogi, psikologi, profesi tertentu, dan lain-lain sesuai kebutuhan sekolah untuk membantu guru dalam mengembangkan potensi peserta didik.
Oleh karena itu, pesan organisasi penggerak perlu disampaikan melalui komunikasi publik yang lebih baik dan didasari pada integritas berpikir dan berpendapat agar lebih efektif. Hal ini untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa organisasi penggerak adalah sebuah konsep perubahan yang layak mendapat dukungan.
Reformasi pendidikan itu perlu, melalui terbangunnya kolaborasi peningkatan kualitas sumber daya manusia oleh berbagai kekuatan organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, komunitas, praktisi lintas bidang, birokrasi, bahkan kelompok ibu-ibu rumah tangga dapat terlibat di dalamnya.
Katman, M.A.
Satgas Gerakan Literasi Sekolah/Komunitas Cinta Indonesia/KACI#PASTIBISA#