Palmer pun mengatakan bahwa petugas keamanan tidak berupaya menyelesaikan kasus ini dengan benar.
Insiden ini semakin ramai dibicarakan karena perempuan hamil yang mendapatkan perlakuan buruk itu berkulit hitam.
Sementara itu, BBC mendapat keterangan dari perusahaan transportasi publik SL yang mengatakan bahwa insiden ini tengah diselidiki secara menyeluruh. Adapun petugas keamanan memang memiliki hak untuk menahan penumpang yang melanggar aturan.
“Apa yang diketahui saat ini adalah perempuan itu tidak mempunyai tiket sah dan dikenakan ongkos tambahan sebagai hukumannya. Ia menolak membayarnya, sehingga petugas harus memintanya meninggalkan kereta," kata Juru bicara SL.
Lanjut sang juru bicara, perempuan itu pun menolak untuk dibawa ke luar kereta sehingga petugas harus membawanya secara paksa. Saat itu juga perempuan tersebut mulai berteriak dan melakukan perlawanan.
Ketika video ini viral di media sosial, warganet terhenyak melihat kedua putri korban yang menangis saat sang ibu diseret oleh petugas keamanan.
Lovette, bloger kenamaan asal Swedia, turut memberikan komentar mengenai hal ini. Menurut Lovetter, ia tidak terkejut melihat warga Swedia keturunan Afrika mendapatkan perlakuan yang “berbeda”.
Lovette juga mengatakan bahwa dirinya sudah menghubungi pihak keluarga korban yang kini sudah diizinkan pulang dari rumah sakit.
Lovette berharap bayi yang sedang dalam kandungan berusia delapan bulan itu baik-baik saja.
Baca Juga: Potret Gerbong Kereta Terciduk Berada di SPBU, Kok Nyasar Sampai Sana?
Organisasi feminis anti-rasialisme Swedia, Men for Gender Equality, mengatakan bahwa ini bukan kali pertama petugas keamanan bertindak secara berlebihan.