Alpesh lantas menjawab, "Tidak ada." Namun, Alpesh membolehkan gadis tersebut membawa teman perempuan.
"Korban awalnya diyakinkan pelaku untuk mengikuti tes urinoir itu, dengan membolehkan mebawa teman perempuan," ujar juru bicara Kantor Polisi Badnera, Punjab Wanjari.
Saat tes kedua itulah, Desmukh memaksa korban membuka celananya dengan alasan untuk memudahkan pengambilan cairan dari alat kelamin.
Setelah melakukan pelecehan tersebut, Alpesh memberitahukan korban bahwa berdasarkan cairan dari vagina, dinyatakan hasil tesnya negatif virus corona.
Hal ini lantas membuat perempuan yang bekerja di supermarket ini curiga.

Merasa ada yang janggal, korban lalu mengadu ke saudara lelakinya soal tes swab vagina ini.
Keduanya lalu bertanya kepada dokter untuk memastikan apakah ada swab dari alat kelamin untuk uji Covid-19.
Dari sini, korban langsung mengajukan aduan ke polisi yang berujung penangkapan Deskhmukh dengan tuduhan pemerkosaan dan penganiayaan yang serius.
"Terdakwa telah dikirim ke tahanan pengadilan setelah penahanan polisi berakhir hari ini (31 Juli). Dia sejauh ini belum mengajukan permohonan jaminan," kata Wanjari.
Baca Juga: Tenggak Hand Sanitizer karena Tak Punya Miras, 10 Orang Tewas
Insiden ini memicu kecaman dari publik, termasuk para petinggi negara seperti Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Maharashtra Yashomati Thakur hingga Presiden Brigade Bhumata Ranragini Trupti Desai yang menyebutnya sebagai kejaman terhadap perempuan.