Pertamina Rugi, Ahok Disindir PKS: Dulu Dia Bilang Merem Saja Sudah Untung

Rabu, 26 Agustus 2020 | 12:00 WIB
Pertamina Rugi, Ahok Disindir PKS: Dulu Dia Bilang Merem Saja Sudah Untung
Basuki Tjahaja Purnama. (Sumber: Instagram)

Suara.com - Pertamina rugi Rp 11,13 triliun. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menjadi Komisaris Utama perusahaan BUMN tersebut banjir kritik, termasuk dari anggota DPR RI Fraksi PKS (FPKS), Mulyanto yang menyinggung pernyataan lama Ahok soal Pertamina yang ditinggal merem sudah untung.

Mulyanto menilai bahwa selama Ahok menjabat sebagai komisaris utama, Pertamina nyaris tidak memiliki prestasi.

"Pekan lalu kita dengar kabar Pertamina tidak masuk daftar Fortune Global 500. Sekarang yang terbaru Pertamina rugi Rp 11.13 triliun di semester pertama tahun 2020," kata Mulyanto dikutip Suara.com dari lama resmi fraksi.pks.id, Rabu (26/8/2020).

Wakil Ketua FPKS Bidang Industri dan Pembangunan tersebut mempertanyakan kinerja Ahok selama menjabat di Pertamina.

Ia lantas mengungkit pernyataan lama Ahok yang menyebut bisa memperbaiki Pertamina.

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebelum dilantik sebagai Komisaris Utama PT Pertamina di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019). (Suara.com/Stephanus Aranditio)
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebelum dilantik sebagai Komisaris Utama PT Pertamina di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019). (Suara.com/Stephanus Aranditio)

"Waktu itu Ahok bilang, merem saja Pertamina sudah untung. Asal diawasi. Nah, kalau sekarang Pertamina rugi, artinya apa? Apa Ahok tidak mengawasi? Kok nyatanya Pertamina bisa rugi," ujar Mulyanto.

Anggota DPR RI Komisi VII itu menjelaskan bahwa secara teori seharusnya Pertamina untung di semester pertama tahun 2020 ini.

Sebab menurutnya, di saat harga minyak dunia anjlok ke angka yang paling rendah sepanjang sejarah, Pertamina tidak menurunkan harga BBM sedikitpun. Termasuk harga BBM non-subsidi yang harganya mengikuti harga minyak dunia.

"Secara perhitungan kasar, Pertamina harusnya untung besar," ujar mantan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian era Presiden SBY ini.

Baca Juga: Transformasi Mobil Ahok Sebelum dan Sesudah Jadi Komut Pertamina, Mewah!

Mulyanto menduga ada faktor non-teknis yang menyebabkan Pertamina mengalami kerugian besar. Ia meminta agar pengawasan terhadap Komisaris Utama ditingkatkan.

Ia juga menyarankan agar Komisaris Utama Pertamina diganti dengan figur yang profesional di dunia perminyakan.

"Pertamina butuh gagasan besar, bukan omongan besar," tandas Mulyanto.

Gara-gara pandemi

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan sepanjang semester 1 2020 Pertamina menghadapi triple shock yakni penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri serta pergerakan nilai tukar dolar AS yang berdampak pada rupiah sehingga terjadi selisih kurs yang cukup signifikan.

"Pandemi Covid 19, dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina. Dengan penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi yang sangat tajam membuat kinerja keuangan kita sangat terdampak," ujar Fajriyah dalam keterangannya yang ditulis Selasa (25/8/2020).

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI