Mustapha Adib Resmi Jadi Perdana Menteri Lebanon, Gaungkan Reformasi Besar

Selasa, 01 September 2020 | 08:17 WIB
Mustapha Adib Resmi Jadi Perdana Menteri Lebanon, Gaungkan Reformasi Besar
Mustapha Adib resmi menjadi Perdana Menteri Lebanon terbaru.[Twitter/@LBpresidency]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Kesempatan di depan negara kita sempit, dan misi yang saya terima didasarkan pada semua kelompok politik yang menyadari hal itu." ujar Adib. Ia menambahkan reformasi harus segera dilakukan melalui kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

Presiden Macron dan para pemimpin dunia lainnya, serta IMF, telah menolak memberikan bantuan kepada Lebanon sebelum memberlakukan reformasi besar-besaran.

Mantan perdana menteri Saad Hariri mengatakan setelah pertemuan dengan Presiden Aoun pada hari Senin bahwa 18 anggota bloknya telah memberikan dukungannya kepada Adib.

Adib menyerukan pembentukan pemerintahan ahli untuk melaksanakan reformasi "yang bertujuan memulihkan kepercayaan dunia terhadap ekonomi kita sehingga kita dapat mulai keluar dari krisis ini".

Adib, yang kembali dari Jerman ke Lebanon pada hari Sabtu, adalah satu-satunya nama yang muncul untuk posisi perdana menteri, yang menurut sistem pembagian kekuasaan berbasis sektarian Lebanon haruslah seorang Muslim Sunni.

Kandidat yang mendapat dukungan paling banyak diminta untuk membentuk kabinet baru, tetapi kelas politik Lebanon yang terpecah sering macet karena siapa yang memegang jabatan senior dan kementerian utama.

Adib ditunjuk oleh empat mantan perdana menteri, termasuk Hariri, pada saat konsultasi yang dilakukan hari Senin. Kelompok militan kuat Hizbullah dan sekutunya juga mendukung Adib.

Pimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan para pendukungnya akan bekerja sama dan memfasilitasi pembentukan pemerintahan yang mampu memperbaiki kondisi ekonomi dan melakukan reformasi.

Krisis ekonomi di Lebanon telah melemahkan nilai mata uang Lebanon lebih dari 80%, menyebabkan pengangguran, kemiskinan dan inflasi melambung tinggi.

Baca Juga: Simpan 448 Ton Bahan Peledak Sitaan, DJBC: Jika Meledak, Karimun Tenggelam

Infeksi virus dan kematian juga meningkat, mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan kembali beberapa pembatasan pada kegiatan ekonomi dan sosial yang sebagian besar telah diabaikan di tengah kemerosotan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI