“Selama ini yang kita dapat cuma informasi saja, tanpa melihat bukti medis atau bukti hasil labornya, padahal ini sangat penting. Sehingga tidak ada rasa keraguan atau rasa tidak percaya masyarakat pada informasi terkait Covid-19 ini,” ungkap Edi Ramora, pada Padangkita.com-jaringan Suara.com pada Senin (7/9/2020).
Contohnya, sambung Edi, jika dokter menyatakan seseorang mengidap penyakit, dokter tersebut memperlihatkan bukti penyakit itu pada pasien atau keluarga pasien melalui hasil pemeriksaan medis.
“Mana bukti hasil medisnya? Kenapa pada masalah Covid-19 ini tidak ada bukti pasti dari pihak terkait. Yang ada hanya sebuah vonis melalui lisan dan berbentuk informasi saja,” katanya.
Selain itu, dia juga kecewa dengan pemerintah daerah yang seperti tidak ada perhatian pada warga positif Covid-19 yang isolasi mandiri.
“Istri dan anak saya contohnya, saat ini mereka diisolasi, tetapi segala sesuatunya seperti vitamin, buah-buahan dan lainnya ternyata tidak ditanggung pemerintah, tapi ditanggung sendiri oleh keluarga,” ujar Edi.
Dia pun bingung, karena dari informasi yang diterimanya, kebutuhan pasien Covid-19 ditanggung oleh pemerintah.
Biaya Isolasi Mandiri
Sementara, sejak Sabtu (5/9/2020), anak, istri, dan saudaranya telah menjalani isolasi, tetapi sampai pagi tadi belum satupun petugas kesehatan atau pemerintah yang datang.
“Jadi, bagaimana yang sebenarnya soal pasien positif Corona ini, ditanggung biayanya saat isolasi mandiri oleh pemerintah atau memang biaya sendiri?” tanya Edi.
Baca Juga: Dear Warga Banten, Ada 3.000 Orang Positif Corona di Daerah Kalian
Terpisah, Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sijunjung Rizal Efendi tak mau menanggapi soal biaya pasien isolasi.