Seorang saksi mata menyebut lebah yang menyerang kelompok pejalan kaki itu memiliki bercak kuning di ekornya.
"Kami belum pernah mengalami ini sebelumnya. meski kami tahu ada lebah di hutan, kami tidak menyangka akan seserius ini," katanya seraya menambahkan bahwa Kang adalah pendaki berpengalaman lebih dari 20 tahun.
Presiden Malaysian Society on Toxicology dan Konselor Rumah Sakit Tuanku Mukhriz, Ahmad Khaldun Ismail, mengatakan korban bisa jadi disengat hornet yang memiliki ukuran lebih besar dari lebah madu.
Jika berdasarkan apa yang digambarkan oleh saksi mata, Ismail memperkirakan lebah yang menewaskan Kang adalah berasal dari spesies vespa afinis, lebah yang umum di negara tropis dan subtropis Asia.
"Kami telah mencatat beberapa kasus kematian akibat serangan vespa affinis selama bertahun-tahun, terutama pada anak-anak dan lansia," katanya
"Sengatan hornet tampaknya lebih mematikan dibanding sengan sengatan lebah biasa di negara kita," sambungnya.
Ia menekankan, bagaimana pun sengatan kedua hewan ini tetap berbahaya, mengingat adanya racun yang dapat menyebabkan manusia rentan terhadap penyakit.
Ismail juga mengatakan sejauh ini belum ada obat atau penawar yang dapat menetralkan racun dari hornet atau lebah.
"Namun bagi mereka yang mengalami reaksi alergi, ada obat darurat yang dapat mengontrol dan membalikkan reaksi hipersensivitas," tandasnya.
Baca Juga: Indonesia Pastikan Ekspor Impor ke Malaysia Jalan Terus