Suara.com - Menapaki usia 70 tahun, Ikatan Dokter Indonesia memiliki catatan perjuangan yang sangat panjang.
Presiden Joko Widodo mengatakan perjuangan IDI tidak hanya sebatas pada memadukan segenap potensi dokter Indonesia dan mengembangkan iptek kedokteran, tapi juga selalu meningkatkan derajat kesehatan seluruh masyarakat Indonesia.
Peran besar tersebut, kata dia, membutuhkan dukungan penuh dan kerja sama erat banyak pihak agar IDI dapat mencapai tujuannya.
“Saya yakin dalam perjuangan panjang itu, IDI tidak bisa sendirian. IDI berada dalam ekosistem yang di dalamnya ada lembaga pendidikan, ada profesi-profesi lain, ada industri, dan sebagainya. Ini memerlukan sinergi dan kerja sama yang erat sehingga apa yang menjadi tujuan IDI akan bisa tercapai,” ujar Presiden saat memberikan sambutan secara virtual pada Tasyakuran Hari Ulang Tahun ke-70 IDI, Sabtu (24/10/2020).
Bekerja dalam ekosistem tersebut egosentrisme lembaga-lembaga jelas harus dihilangkan. Semua lembaga terkait harus mampu bekerja sama dan bergandeng erat dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
“Pandemi ini memberi banyak pelajaran kepada kita. Semakin kita tahu kelemahan-kelemahan yang harus segera kita perbaiki. Karena itu, situasi sulit yang sedang kita hadapi digunakan sebagai momentum untuk melakukan transformasi termasuk dalam reformasi sistem kesehatan di negara kita,” kata dia.
Reformasi tersebut di antaranya dapat dimulai dari sisi pencegahan. Orientasi pada pencegahan penyakit dan pola hidup sehat adalah prioritas utama di mana dukungan dari sektor nonkesehatan, kesadaran dan kedisiplinan masyarakat, serta dukungan dari organisasi sosial keagamaan sangat dibutuhkan.
Namun, pada saat yang sama, penguatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan, pengembangan rumah sakit dan balai-balai kesehatan, serta industri obat-obatan dan alat-alat kesehatan di Tanah Air harus terus dilakukan. Selama pandemi ini misalnya, telah banyak inovasi yang dikembangkan oleh para peneliti dan inovator di dalam negeri.
“Rapid diagnostic test, emergency ventilator, mobile lab biosafety yang dilengkapi dengan PCR, penggunaan artificial intelligence untuk penegakan diagnosis COVID-19, dan aplikasi COVID Track untuk membantu dokter memantau mobilitas pasien, serta kita mempercepat clinical trial dan produksi massal vaksin Merah Putih,” tuturnya.
Baca Juga: Hari Dokter Nasional, Sejarah Berdirinya IDI: Pernah Disebut Mantri Cacar
Pandemi sekaligus menjadi momentum bagi penguatan ketahanan kesehatan dan kapasitas pelayanan kesehatan nasional. Cara-cara luar biasa harus segera dilakukan untuk menangani berbagai persoalan terkait kesehatan masyarakat mulai dari penyakit menular, penyakit tidak menular, hingga prioritas pada penurunan angka stunting di Tanah Air, kata Jokowi.