Guru SMA Rasis, Bukan Jadi Teladan Malah Ajari Murid Bersikap Intoleran

Jum'at, 30 Oktober 2020 | 13:42 WIB
Guru SMA Rasis, Bukan Jadi Teladan Malah Ajari Murid Bersikap Intoleran
[WA group]

"Assalamualaikum hati-hati memilih Paslon 1 dan 2 calon non islam," kata Tini dalam percakapan grup itu yang dikutip Suara.com, Selasa (27/10/2020).

4. Menyesal dan Minta Maaf

Guru TS yang membuat pernyataan rasis sudah menyesal. Bahkan guru itu sudah diminta membuat permintaan maaf lewat video yang disebar ke lingkungan sekolah.

Dwi mengatakan pihaknya sudah memanggil TS begitu pernyataan bernada rasisme menyebar di media sosial. TS juga diminta membuat permintaan maaf yang ditandatangani di atas materai.

"Sudah minta maaf melalui di atas materai, terus diminta buat video yang dishare di lingkungan sekolah," ujar Dwi saat dihubungi Suara.com, Selasa.

Dwi menyebut guru tersebut terlihat sangat menyesal atas perbuatannya. Sebab ia hanya berniat mendukung salah satu siswa agar bisa memenangkan pemilihan OSIS.

"Pas kita ketemu, dia sudah minta maaf dan sangat menyesal ya. Terlihat juga dari raut wajahnya kan," tuturnya.

5. Panggil Siswa Penyebar WA Guru Rasis

Dwi Sasono, menyatakan guru berinisial TS sudah meminta maaf dan tindakannya yang membuat pernyataan rasis sudah diproses Dinas Pendidikan (Disdik). Namun, kasus ini masih berlanjut karena pihak sekolah akan memanggil siswa yang menyebarkan percakapan rasis itu.

Baca Juga: Media Iran Terbitkan Karikatur Presiden Macron Menyerupai Iblis

Dwi mengatakan pemanggilan ini tidak bertujuan memberikan hukuman pada siswa penyebar foto itu. Ia hanya ingin memberikan pendidikan soal penggunaan media sosial yang diatur dalam Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Namun pemanggilan siswa itu harus ditunda sementara waktu. Sebab saat ini sekolah masih belum dibuka dan siswa belajar secara daring atau online.

"Saat ini belum masih PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Nanti bakal dipanggil untuk pembinaan juga. Karena kan dalam UU ITE dijelaskan agar menggunakan medsos dengan bijak," ujar Dwi saat dihubungi Suara.com.

Dwi menjelaskan, awalnya TS hanya berniat menyampaikan pernyataan bernada rasis itu kepada 44 siswa SMAN 58 yang tergabung dalam ekstrakulikuler Rohis lewat pesan singkat di WhatsApp. Namun, salah seorang siswa memberitahukannya kepada pelajar lain.

"Dia punya teman berkelompok tujuh orang, dia sampaikan ke teman-temannya saja. Di-japri ke temannya yang beragama kristen," jelasnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI