Tri Rismaharini Hadirkan Program Kesejahteraan, agar Masyarakat Hidup Layak

Rabu, 18 November 2020 | 10:23 WIB
Tri Rismaharini Hadirkan Program Kesejahteraan, agar Masyarakat Hidup Layak
10 Tahun Wali Kota Risma Gagas Permakanan hingga Perbanyak Bedah Rumah. (Dok : Pemkot Surabaya)

Suara.com - Ingin warganya hidup layak, dan ada satu pun warga yang kelaparan serta tidak memiliki tempat tinggal, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menghadirkan program kesejahteraan sosial masyarakat. Program ini selalu menjadi prioritas di masa kepemimpinannya.

Selama 10 tahun memimpin Kota Pahlawan, Risma telah menggagas permakanan hingga memperbanyak rehabilitasi rumah tidak layak huni (rutilahu) atau bedah rumah. Selama kurun waktu tersebut pula, berbagai program untuk mengatasi masalah kesejahteraan sosial telah berjalan.

Bahkan seiring berjalannya waktu, program pemberian permakanan, bedah rumah, hingga pelayanan di lingkungan pondok sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terus mengalami perkembangan.

Dalam berbagai kesempatan, Risma menceritakan awal mula munculnya program pemberian permakanan tersebut. Suatu ketika, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menemui orang telantar dengan kondisi kelaparan, sehingga akhirnya meninggal dunia. Meski orang tersebut bukan warga Surabaya, Risma pun iba dan berinisiatif membuat program permakanan tersebut.

“Aku ndak mau ada orang Surabaya yang meninggal karena kelaparan,” katanya.

Awalnya program permakanan yang digagas Risma sejak 2013 ini hanya diberikan kepada lansia miskin atau para orang tua. Lansia menjadi target utama, karena kebanyakan mereka tinggal sendiri.

Namun seiring waktu, program tersebut terus berjalan hingga penerima bantuan makanan bertambah untuk anak yatim piatu dan penyandang disabilitas.

"Kegiatan permakanan merupakan pemberian makan kepada masyarakat Surabaya yang termasuk penyandang PMKS,” kata wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.

Untuk pelaksanaan kegiatan ini, Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya bekerja sama dengan kelompok masyarakat, yakni Karang Wreda untuk permakanan lansia, panti asuhan untuk permakanan anak dan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) untuk permakanan bagi penyandang disabilitas.

Baca Juga: Dedikasinya Luar Biasa, Tri Rismaharini Terima Penghargaan dari Unair

“Makanan akan disediakan oleh para pelaksana, yang kemudian dikirimkan oleh para kurir kepada para penerima manfaat permakanan satu kali setiap harinya,” ungkapnya.

Dinsos Surabaya mencatat, sejak 2013 hingga 2019, total 30.865 jiwa penerima manfaat permakanan. Mereka terdiri dari 18.779 jiwa lansia, 5.750 jiwa anak dan 6.336 jiwa penyandang disabilitas.

“Mulai tahun 2020, kegiatan permakanan dialihkan ke masing-masing kelurahan untuk mendekatkan ke sasaran penerima permakanan,” kata Kepala Dinsos Surabaya, Suharto Wardoyo.

Selain permakanan, kata Suharto, Pemkot Surabaya juga memiliki program rehabilitasi rumah tidak layak huni (rutilahu) atau bedah rumah. Program ini dilakukan dengan cara merenovasi rumah tidak layak huni milik warga fakir miskin, yang diusulkan oleh masyarakat kepada pemkot maupun dari hasil survei oleh Dinsos Surabaya.

10 Tahun Wali Kota Risma Gagas Permakanan hingga Perbanyak Bedah Rumah. (Dok : Pemkot Surabaya)
10 Tahun Wali Kota Risma Gagas Permakanan hingga Perbanyak Bedah Rumah. (Dok : Pemkot Surabaya)

Program ini ditujukan bagi warga Kota Surabaya yang berkategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Data tiga tahun terakhir mencatat, program ini telah menyasar ribuan orang.

Tahun 2018, realisasi program ini sebanyak 1009 unit rumah, kemudian tahun 2019 1090 unit rumah, dan tahun 2020 463 unit rumah.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI