"Kalau kita lihat rantainya, membeli dari nelayan, lalu benur ditahan oleh pengusaha, dia harus punya infrastruktur. Karena berubah warna, dia harga jatuh. Apalagi setelah dikirim sekian jam menuju daerah tujuan, di tengah jalan mati atau berubah warna langsung hangus. Sementara di negara tujuan ada problem. Di sana ada kartel yang melakukan penekanan terhadap harga barang masuk," tukas Fahri Hamzah.
"Saya menghitung dari harga ideal dari petani sampai pengiriman gak masuk, ini bisnis rugi. Ini yang menyebabkan orang-orang seperti saya berhenti, gak kuat," pungkas dia.