6 Laskar FPI Tewas Ditembak, Ahli Soroti Pengertian Tindakan Tegas Terukur

Selasa, 08 Desember 2020 | 12:22 WIB
6 Laskar FPI Tewas Ditembak, Ahli Soroti Pengertian Tindakan Tegas Terukur
Barang bukti terkait bentrok FPI vs polisi dan Ilustrasi FPI (Kolase foto/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rombongan Rizieq Shihab diberondong peluru oleh kepolisian di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50 pada Senin (7/12/2020) dini hari. Akibatnya, enam anggota Laskar FPI tewas tertembak.

Kepolisian mengklaim mengambil tindakan tegas terukur lantaran merasa diancam oleh para korban. Sebab, dalam kronologi versi kepolisian, keenam anggota Laskar FPI itu disebut melakukan penyerangan terhadap petugas.

Terkait hal tersebut, ahli psikologi forensik, Reza Indragiri memberikan tanggapan. Menurut dia, dalam psikologi forensik ada istilah contagious shooting atau penembakan yang menular. Artinya, jika satu personel melakukan tembakan, hampir dipastikan personel lain akan melakukan tindakan serupa -- dan dalam tempo yang cepat.

"Ketika satu personel menembak, hampir selalu bisa dipastikan dalam tempo cepat personel-personel lain juga akan melakukan penembakan. Seperti aba-aba; anggota pasukan tidak melakukan kalkulasi, tapi tinggal mengikuti saja," ungkap Reza dalam keterangannya, Selasa (8/12/2020).

Reza menjelaskan, kemungkinan menembak dalam terminologi 'tindakan tegas terukur' menjadi sebuah perilaku yang spontan. Hal itu imbas dari semakin besar seorang personel kepolisian mempresentasikan target sebagai pihak yang berbahaya -- terlebih pwristiwa berlangsung pada malam hari.

"Jadi, dengan kata lain, dalam situasi semacam itu, personel bertindak dengan didorong oleh rasa takut. Apalagi jika peristiwa yang dipersepsikan kritis berlangsung pada malam hari," jelasnya.

Reza menambahkan, dalam kasus penembakan terhadap target yang diduga bersenjata -padahal tidak membawa senjata-, sekira 70 persen berlangsung pada malam hari. Pasalnya, pencahayaan sangat minim dan kejernihan penglihatan personel.

"Sempurnalah faktor luar dan faktor dalam memunculkan perilaku. Faktor luar adalah letusan pertama oleh personel pertama dan kondisi alam di TKP. Faktor dalam adalah rasa takut personel," papar Reza.

Dengan penjelasan seperti itu, Reza melempar pertanyaan, "Benarkah penembakan oleh personel polisi pasti selalu merupakan langkah terukur?".

Baca Juga: Yakin Diculik, Tapi Munarman Tak Hafal Suara Laskar dari Bukti Voice Note

Kronologi Versi Polisi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI