Suara.com - Aksi penembakan yang mengakibatkan 6 laskar FPI meninggal dunia tengah menuai sorotan dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Politisi Partai Demokrat Andi Arief yang menyayangkan adanya kejadian ini.
Seiring maraknya pemberitaan soal aksi pembunuhan terhadap pasukan pengawal Habib Rizieq di Tol Jakarta Cikampek tersebut, Andi Arief menuliskan cuitan yang sontak membuat publik gempar.
Kendati dalam cuitannya Andi Arief tidak secara lugas menyebut kasus penembakan terhadap anggota FPI, tetapi publik menduga kicauannya tertuju untuk masalah itu.
"Presiden dilarang membunuh rakyat," tulis Andi Arief dikutip Suara.com.

Dalam cuitan selanjutnya, Andi Arief menyinggung sosok Eks Presiden RI Keenam, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Andi Arief mengatakan, dia sangat beruntung dahulu sempat menyaksikan bagaimana SBY menangani masalah sesama anak bangsa.
Pasalnya, menurut Andi Arief, SBY selalu melontarkan instruksi agar jangan sampai ada pertumpahan nyawa.
Oleh sebab itu, Andi Arief lantas menegaskan, kala dipipimpin SBY, demokrasi negara kian hidup.

"Semua tergantung Presidennya. Saya beruntung pernah menyaksikan bagaimana Pak SBY menangani masalah sesama anak bangsa. Perintahnya selalu jangan ada darah yang tumpah apalagi nyawa. Semua ikut, dari Kapolri, Panglima TNI sampai jajaran terbawah. Demokrasi hidup," terang Andi Arief.
Baca Juga: CCTV Mati saat Laskar Rizieq Didor Polisi, Petugas Baru Perbaiki Senin Sore
Kicauan Andi Arief ditimpali berbagai reaksi dari warganet. Segelintir orang sepakat dengan pernyataannya yang menyebut pemerintahan SBY dahulu lebih demokratis dibandingkan saat ini.