Baru Jokowi, Presiden Pertama RI yang Anak dan Menantu Jadi Wali Kota

Kamis, 10 Desember 2020 | 15:51 WIB
Baru Jokowi, Presiden Pertama RI yang Anak dan Menantu Jadi Wali Kota
Bobby Nasution-Aulia Rachman di debat Pilkada Medan. [screenshot video]

"Permasalahan Kota Medan di birokrasi ini akan benar-benar kita selesaikan. Dan di masyarakat yang dirasakan langsung, ini bagaimana ke depannya bisa langsung kita lakukan bersih-bersih karena korban dari banjir kota Medan masih ada," ujarnya Bobby untuk BBC News Indonesia.

Bobby turut beberapa kali membantah soal dinasti politik yang dikaitkan dengan pencalonan dirinya sebagai Wali Kota Medan.

"Ya bukan dinasti lah. Kita ingin berbuat di suatu daerah kita, tempat lahir kita di situ ya, saya rasa bukan dinasti lah," katanya pada BBC News Indonesia Februari lalu.

Ketika sudah resmi dilantik, masing-masing Gibran dan Bobby akan menjadi Wali Kota Solo dan Medan selama lima tahun hingga tahun 2025. Sedangkan Jokowi menjabat sebagai presiden sampai tahun 2024.

Dinasti Politik di Indonesia
Sejarah mencatat dinasti politik di Indonesi dimulai sejak anak dari Presiden Soekarno, Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai presiden kelima.

Kemudian diikuti dengan kiprah anak Mega, Puan Maharani selaku Ketua DPR periode 2019-2024, serta ponakannya Puti Guntur Soekarno sebagai anggota DPR periode 2019-2024.

Selain Soekarno, ada pula dinasti Soeharto mantan presiden kedua ini. Soeharto pernah mengangkat anaknya Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut sebagai Menteri Sosial tahun 1998.

Dinasti politik semacam ini juga berjamuran di kursi Kepala Daerah dan DPR.

"Jumlah kandidat yang berafiliasi di tahun 2015-2019 naik hampir tiga kali lipat. Tahun 2015 ada 52 kandidat dan ditahun 2020 naik sebanyak 146. Artinya akses masyarakat untuk merebut kekuasaan melalui pemilu terbatas, mengerucut pada orang dengan latarbelakang bisa jadi ketua partai, penguasa partai, afiliasi keluarga berpengaruh atau penguasa," jelas Ilmuan Politik Yoes C. Kenawas dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Pilkada Balikpapan, Rahmad Mas'ud-Thohari Aziz Unggul Melawan Kotak Kosong

"Kita harap akses masih luas dari semua kalangan, tapi tren 10 tahun terakhir berasal dari sumber suplai elit. Baik atau tidak mesti ditunggu dulu, kita terlalu fokus dengan politik dinasti. Fokus pada orang tertentu, takutnya bias," lanjutnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI