Pasien TBC Terlupakan di Tengah Pandemi

Kamis, 10 Desember 2020 | 17:00 WIB
Pasien TBC Terlupakan di Tengah Pandemi
Ilustrasi tuberkulosis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dia mengatakan jika ada pasien TBC RO membutuhkan ruang rawat inap, petugas kesehatan akan berkomunikasi dengan tim RSIJ Cempaka Putih untuk diproses.

Komunikasi lintas layanan dilakukan sesuai prosedur rujukan melalui Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu atau SPGDT, kata Dwi.

Selain itu juga tersedia jalur koordinasi melalui grup WhatsApp Pengelola Program TBC RO DKI Jakarta untuk mempermudah akses rawat inap bagi pasien TBC yang membutuhkan. 

“Saat ini DKI Jakarta sedang mempersiapkan penambahan 1 RS Rujukan Rawat inap TBC RO,” kata dia.

Menjawab kesulitan pasien mendapatkan layanan ambulans dari RS atau puskesmas, Dwi menganjurkan pasien untuk mengakses layanan Ambulans Gawat Darurat Dinas Kesehatan dengan nomor panggilan 112 atau 119.

“Syarat ketentuan berlaku, pertama pasien merupakan warga DKI Jakarta yang dibuktikan dengan KTP/KK. Kedua, domisili pasien ada di wilayah DKI dan ketiga, faskes yang dituju adalah faskes yang ada di wilayah DKI Jakarta,” tuturnya.

Dalam upaya menanggulangi TBC, pemerintah Jakarta telah menerbitkan Pergub Nomor 28 Tahun 2018 tentang penanggulangan tuberkulosis.

Semenjak muncul pandemi Covid-19 sehingga mengganggu layanan bagi pasien TBC, pemerintah Jakarta mengeluarkan Surat Edaran Kepala Dinas Nomor 56/SE/2020 tentang keberlangsungan pelayanan TBC selama masa pandemi Covid-19.

Menurut data Dinas Kesehatan Jakarta, jumlah penderita TBC sensitif obat pada Januari hingga November 2020 sebanyak 19.604 kasus, sedangkan jumlah penderita TBC RO pada periode yang sama sebanyak 543 kasus yang diobati.

Baca Juga: Malapetaka Abu Emas Hitam, Petani Banten Dikepung Polusi PLTU Suralaya

***

CUACA Jakarta pada Kamis (26/11/2020), pagi itu, cerah.

Dari rumahnya di Cakung, Triantoro menumpang angkutan kota menuju RS Persahabatan yang terletak di Rawamangun, Jakarta Timur. Dia ingin memeriksakan kesehatan matanya yang belakangan ini berasa tidak nyaman.

Sekitar jam 08.25 WIB, dia sampai di Poli TBC MDR (multidrug-resistant tuberculosis). Setelah mengantre, tiba giliran Tri. Dia diberi surat untuk mendapatkan layanan rontgen paru di ruang radiologi.

Ia menyusuri lorong-lorong RS. Tri memiliki badan ceking. Ransel yang dia gendong seakan membuat jalannya semakin tertatih menuju ruang radiologi yang jaraknya sekitar 250 meter dari Poli TBC MDR.

Dia kembali mengantre di depan ruang radiologi. Bangku tunggu pasien yang sudah diberi tanda jaga jarak sudah penuh. Tri memilih berdiri di sudut ruangan sampai 45 menit kemudian terdengar namanya dipanggil petugas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI