Kompleks Pemakaman Karl Marx Diserang Jamur, Batu Nisan Pun Bergeser

Sabtu, 19 Desember 2020 | 18:00 WIB
Kompleks Pemakaman Karl Marx Diserang Jamur, Batu Nisan Pun Bergeser
DW

Hal ini memengaruhi akar pohon yang tumbuh liar di antara kuburan, membuatnya jadi lebih tidak stabil.

“Ancaman terhadap kuburan ini berasal dari pepohon, dari ivy, dari semak duri. Pada dasarnya alam mencoba menguasai kembali pemakaman ini.”

Hembusan angin juga semakin kencang, kata Cano. Suhu yang lebih hangat menyebabkan jamur tumbuh subur dan pepohonan menderita “lebih banyak lagi hama dan penyakit,” ungkap Cano.

Tahun lalu, pemakaman ini juga harus menebang salah satu pohon kebanggaannya yakni sebuah pohon cedar lebanon karena terkena serangan jamur parah. Selain itu, peningkatan curah hujan menghapus jalur kerikil dan meluapi sistem drainase kuno yang ada di sana.

Rencana tata ulang lanskap akan juga meliputi penanaman pohon yang dapat lebih baik beradaptasi dengan perubahan iklim.

Cano mengatakan dia berharap rencana baru itu akan membantu “menjaga sejarah dalam berjalan berdampingan dengan alam” sehingga “pemakaman itu masih bisa tetap ada hingga ratusan tahun mendatang.”

Perlu renovasi besar-besaran

Rencana baru untuk merenovasi makam ini tidak diragukan lagi akan menjadi rencana yang terbesar sejak tahun 1970-an, ungkap Martin Adeney, ketua Friends of Highgate Cemetery, namun biayanya masih belum diketahui.

“Kami perkirakan akan mencapai sekitar jutaan (pounds), tentu saja,” katanya, seraya menambahkan bahwa National Lottery Heritage Fund adalah sumber potensial untuk pendanaan.

Baca Juga: Revolusi Prancis dan Kaitannya dengan Perspektif Karl Marx

Friends of Highgate Cemetery juga mencari proposal dari arsitek agar kompleks pemakaman menjadi lebih ramah pengunjung, sambil tetap menghormati penghuni pemakaman.

Dalam situsnya, Highgate Cemetery mengatakan bahwa Pemakaman Highgate sangat sukses pada masanya, hingga membuka pemakaman di sisi timur pada tahun 1860 tempat Karl Marx dimakamkan.

Marx pada awalnya dimakamkan di kuburan istrinya di sebuah jalan yang kecil yang tidak terlalu menonjol. Namun di tahun 1956, patung dada raksasa karya pematung sosialis Laurence Bradshaw diinstal di lokasi yang kini lebih mudah dilihat.

Sejak itu, patung ini telah menarik pengunjung dari berbagai belahan dunia.

Saat Karl Marx dikuburkan, pemakaman itu dikelola dengan sistem operasi komersial yang menghasilkan keuntungan.

Namun seiring waktu, lahan pemakaman pun penuh dan pengelolaan makam menjadi tidak lagi ekonomis. Pada tahun 1970-an, pihak pengelola asli pemakaman meninggalkan pemakaman ini dalam keadaan terbengkalai dan mengejutkan: banyak kuburan dan kubah makam rusak dan terbuka, serta tereksposnya kerangka manusia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

REKOMENDASI

TERKINI