8. Saya tak pernah menyebut diri sebagai ahli atau sebagai senior fotografer. Saya hanya pensiunan yang memang menyiapkan diri jadi pensiunan yg hepi.
9. Saya dah gak nafsu pamer2 karya. Itu masa lalu, 30 sampai 20 tahun lalu mungkin. Kalau mau lihat karya lama saya, banyak di IG.
10. Tampil di TV? Emoh...udah bosen kok. Saya punya acara TV di Kompas TV bernama Klik Arbsin pada 201p sampai 2014 tiap Selasa malem...bosen suting...
11. Pengen terkenal? Kagak..... Hari ini cuma Kumparan yg saya jawab.
12. Kalau analisa foto yang butuh sangat serius, saya pernah dipanggil polisi di Polda Metro Jaya pada 2003 kasus foto Bjah dan Sukma (kalau Anda ingat). Yang mewawancarai saya Pak Golose.
13. Terakhir.....yang juga gak bisa saya penuhi adalah "ajakan" posting2 karya foto saya....
Lah kok saya harus repot....
Dalam klarifikasinya itu, sejumlah orang sempat menuding dirinya sebagai buzzer yang begitu sibuk mengkritik foto "Tempelan" tersebut. Namun hal itu Arbain Rambey tanggapi dengan santai dan malah mengakui dirinya memang seorang buzzer.
Namun, 13 poin klarifikasi yang Arbain Rambey buat, tak satu pun berisi permintaan maafnya pada Ari Wibisono karena telah menilai foto tersebut hasil "Tempelan".
Melihat hal itu, sejumlah warganet menyerang fotografer kawakan tersebut. Salah satunya pegiat media sosial Geisz Chalifah, yang menyebut Arbain Rambey seorang pecundang.
Baca Juga: Bak Detektif, Warganet Selidiki Foto Gunung Gede Pangrango dari Kemayoran
Melalui akun Twitter miliknya, Geisz Chalifah membagikan sebuah cuplikan Insta Story Ari Wibisono berisi klarifikiasi foto Gunung Gede Pangrango.