Sebagai solusinya, warga Desa Daditunggal ini merekrut dua karyawan. Saat ini, Anggak juga mendesain mesin penyosoh sorgum. Hal ini dilakukan karena melihat potensi pertanian sorgum sedang menggeliat.
Seiring dengan itu, petani butuh alat paska-panen. Soal harga, lanjut Anggak, mesin buatannya tidak membuat kantong jebol. Relatif bersahabat dan murah.
“Kita bekerja sambil membantu kebutuhan petani,” kata Anggak.