"Pesan saya, republik ini gak usah baper lagi karena sudah dibayar sama orang Papua. Waktu itu plus kembalian lagi," tandasnya.
Cuitan Veronika Koman disambut pro kontra di kalangan warganet. Sejumlah warganet terpantau ikut mengkritisi maksud soal tersebut.
"Terlepas merujuk pada Veronika Koman atau bukan, soal ini lebih pantas disebut provokasi dan pembunuhan terhadap nalar kritis. Problem separatisme yang kudunya menjawan kontradiksi jargon-jargon nasionalisme masa cuma boleh dijawab pakai pilihan ganda yang subjektif begitu? Aneh betul," ujar salah seorang warganet.
"Hahaha tipe psikotes agar yang berpikir kritis gak boleh lolos. Hal pelik dijadikan abc simpel dan tebak-tebakan versi plat merah," komentar warganet lain.
Di samping itu, ada pula warganet yang mengkritik Veronica Koman dan mewajarkan keberadaan soal tersebut.
"Wajar toh namanya pendukung separatis tapi kok menikmati beasiswa. Kalau mau berjuang yang gentle dong. Jangan makan dari rumah tapi menjelekkan dan ingin merusak rumah tersebut," ujar warganet.