Massa melakukan aksi menentang kudeta dengan berkumpul di Yangon serta kota terbesar kedua, Mandalay dan beberapa kota lainnya, menurut video yang diposting di Facebook.
Para pengunjuk rasa di Dawei, sebuah kota pesisir di selatan, dilindungi oleh Persatuan Nasional Karen, sebuah kelompok etnis bersenjata yang terlibat dalam perang jangka panjang dengan militer.
Setidaknya sembilan serikat pekerja yang meliputi sektor konstruksi, pertanian dan manufaktur meminta "semua orang Myanmar" untuk menghentikan pekerjaan untuk membalikkan kudeta dan memulihkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.
Membiarkan bisnis dan kegiatan ekonomi terus berlanjut akan membantu militer "karena mereka menekan energi rakyat Myanmar", kata serikat pekerja dalam sebuah pernyataan.
"Sekaranglah waktu untuk mengambil tindakan untuk mempertahankan demokrasi kita." tegas serikat pekerja.
Serikat pekerja berusaha untuk memperluas dampak dari "Gerakan Pembangkangan Sipil" yang telah menghantam mesin negara dengan keras.
Gerakan tersebut berusaha mendesak pegawai negeri yang bekerja di bawah kekuasaan militer untuk memboikot dan melakukan pemogokan.
Dampaknya sudah terasa di setiap tingkat infrastruktur nasional, mulai dari rumah sakit yang mengalami gangguan , kantor kementerian kosong, dan bank tidak dapat beroperasi.
Junta telah memperingatkan bahwa pegawai negeri "akan dipecat" dengan segera jika mereka terus melakukan aksi mogok.
Baca Juga: Makam Angel, Demonstran Berkaus 'Everything Will Be OK' Digali Aparat
Hanya beberapa toko teh kecil yang buka di Yangon, kata saksi mata. Pusat perbelanjaan utama ditutup dan tidak ada pekerjaan di pabrik.