Kisah Seorang Bodyguard: Nyawa Jadi Taruhannya

Siswanto Suara.Com
Senin, 29 Maret 2021 | 07:00 WIB
Kisah Seorang Bodyguard: Nyawa Jadi Taruhannya
Ilustrasi bodyguard [shutterstock]

“Ini sih bawaan alam kalau kayak beta. Bawaan lahir. Udah kulit gelap, badan tegap toh, ditambah lagi kalau lagi posisi kawal gitu, kita dingin. Udah, feelnya dapat.”

Apa saja service-nya?

Pelayanan yang diberikan bodyguard berbeda-beda, biasanya tergantung permintaan klien. Misalnya yang umum saja, selain mengamankan personal klien, juga mengamankan anggota keluarganya.

Tapi biasanya klien yang menggunakan jasa Jhonder, hanya meminta dia saja yang dilindungi supaya aman dari massa atau orang-orang yang mau menemuinya.

Suatu ketika, Jhonder dan tiga kawannya pernah diminta mengawal seorang hakim yang akan mengikuti persidangan di luar kota dengan agenda putusan perkara sengketa tanah.

Sebelumnya, selama proses persidangan, sang pengadil mendapatkan beberapakali ancaman akan dibunuh yang diduga pesuruh dari salah satu pihak yang sedang berperkara.

“Itu beda lagi service-nya kalau orang udah dapat ancaman begitu. Lalu, kita juga lebih tegang lagi. Kita kawal hakimnya dari rumah sampai ke luar kota tempat pengadilan, naik mobil bareng,” kata Jhonder.

Di dalam mobil dalam perjalanan ke pengadilan, hakim bercerita kalau dia akan dihabisi kalau tidak memenangkan salah satu pihak yang sedang berperkara. Anaknya juga mendapatkan ancaman serupa sehingga tidak berani pergi ke sekolah.

“Waktu itu beta kawal. Dia bercerita di mobil, selama ini sudah sering diancam dan udah biasa. Tapi waktu itu, dia diancam sangat serius. Anaknya juga dapat ancaman,” kata Jhonder.

Sampai di pengadilan, massa telah berkumpul. Mereka membuat berbagai aksi provokasi yang tujuannya untuk mengintimidasi hakim.

Baca Juga: Kisah Debt Collector: Dikepung Massa Sampai Nasabah Memancing Hasrat Seks

Situasi benar-benar tegang dan aparat keamanan ketika itu dikerahkan untuk menambah lapisan keamanan sekitar pengadilan.

Selama sidang berlangsung, Jhonder dan tiga kawannya berjaga-jaga di depan pintu masuk dan keluar khusus hakim untuk mengantisipasi adanya orang nekat datang.

“Massa beringas mengintimidasi hakim selama persidangan. Posisi kita di pintu masuk keluar hakim.”

“Sampai lempar-lempar, seperti lempar bangku massanya. Untuk intimidasi hakim.”

Selesai persidangan, jumlah massa semakin bertambah banyak dan semakin anarkis, karena putusan hakim tak sesuai tuntutan yang mereka sampaikan.

“Kita bungkus hakimnya (amankan), lalu juga dibungkus kepolisian. Langsung bawa beliau ke mobil. Sampai masuk mobil,” katanya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI