Analis: Teroris JAD Wahabi Takfiri yang Christophobia sehingga Sasar Gereja

Reza GunadhaBBC Suara.Com
Senin, 29 Maret 2021 | 17:21 WIB
Analis: Teroris JAD Wahabi Takfiri yang Christophobia sehingga Sasar Gereja
Anggota polisi mengamati motor yang digunakan terduga pelaku bom bunuh diri sebelum dievakuasi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021). ANTARA FOTO/Arnas Padda

Muhammad Syauqillah dan Al Chaidar sama-sama menduga jumlah teroris JAD di Sulsel masih banyak meski sempat ditangkapi Densus 88 Antiteror.

Karenanya, masih ada kemungkinan anggota JAD kembali melakukan serangan teroristik.

"Melihat persebaran jumlah mereka, akan ada serangan lain di pelbagai tempat dan kemungkinan di tempat-tempat yang ada Gereja Katedralnya apakah di Medan, Palembang, dan sebagainya," imbuh Al Chaidar.

Dia juga mengatakan perekrutan kelompok JAD di Indonesia sangat cepat dan jumlahnya berkali lipat.

Ia mencontohkan, jika dahulu dalam satu bulan mereka bisa merekrut dua hingga tiga simpatisan baru, maka sekarang mencapai puluhan orang.

Karena itulah, Al Chaidar menilai penangkapan besar-besaran yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri hanya merepotkan aparat keamanan tapi tak cukup efektif membendung masifnya apa yang disebut sebagai ideologi trans-nasional Wahabi Takfiri.

Yang harus segera dilakukan pemerintah, katanya, adalah mengintensifkan gerakan kontra wacana ideologi trans-nasional Wahabi di Indonesia.

Caranya melibatkan ahli keagamaan dari pelbagai universitas.

Sebab berdasarkan pengamatannya, sel aktif kelompok JAD saat ini sudah menyebar di 19 provinsi dari sebelumnya hanya di 18 provinsi.

Baca Juga: Dalangi Aksi Pasutri Bomber JAD, 4 Anggota Kajian Vila Mutiara Dibekuk

"Pemerintah dalam hal ini sepertinya tidak punya imajinasi untuk membendung ideologi itu. Padahal banyak ahli keagamaan seperti di UIN, UI, UGM yang memiliki kemampuan untuk counter-discourse."

"Kalau penangkapan-penangkapan terus enggak akan habis-habis."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI