Analis: Teroris JAD Wahabi Takfiri yang Christophobia sehingga Sasar Gereja

Reza GunadhaBBC Suara.Com
Senin, 29 Maret 2021 | 17:21 WIB
Analis: Teroris JAD Wahabi Takfiri yang Christophobia sehingga Sasar Gereja
Anggota polisi mengamati motor yang digunakan terduga pelaku bom bunuh diri sebelum dievakuasi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021). ANTARA FOTO/Arnas Padda
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tapi, Syauqillah menilai bom bunuh diri itu bukan hanya bermotif balas dendam, tapi juga "Amaliyah (aksi) menjelang bulan Ramadan".

"Mereka mengganggap bulan suci Ramadan adalah waktu yang tepat karena di bulan-bulan inilah amal dilipatgandakan," kata Muhammad Syauqillah.

"Ini bulan yang sakral untuk kelompok itu."

Tindakan pengeboman jelang bulan Ramadan, katanya, juga pernah terjadi pada 2019 lalu di pos pengamanan Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Potensi serangan lagi

Muhammad Syauqillah dan Al Chaidar sama-sama menduga jumlah teroris JAD di Sulsel masih banyak meski sempat ditangkapi Densus 88 Antiteror.

Karenanya, masih ada kemungkinan anggota JAD kembali melakukan serangan teroristik.

"Melihat persebaran jumlah mereka, akan ada serangan lain di pelbagai tempat dan kemungkinan di tempat-tempat yang ada Gereja Katedralnya apakah di Medan, Palembang, dan sebagainya," imbuh Al Chaidar.

Dia juga mengatakan perekrutan kelompok JAD di Indonesia sangat cepat dan jumlahnya berkali lipat.

Baca Juga: Dalangi Aksi Pasutri Bomber JAD, 4 Anggota Kajian Vila Mutiara Dibekuk

Ia mencontohkan, jika dahulu dalam satu bulan mereka bisa merekrut dua hingga tiga simpatisan baru, maka sekarang mencapai puluhan orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI