Warga Australia Lebih Percaya Jacinda daripada Jokowi Atasi Masalah Global

Reza GunadhaABC Suara.Com
Rabu, 23 Juni 2021 | 15:59 WIB
Warga Australia Lebih Percaya Jacinda daripada Jokowi Atasi Masalah Global
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan PM Selandia Baru Jacinda Ardern di Gedung Parlemen, Wellington, Senin (19/3/2018). [setkab.go.id]

Ia berharap hubungan kedua negara lebih meningkat lagi di masa depan.

"Kita juga melihat sambutan hangat yang diterima Presiden Jokowi ketika berkunjung ke Canberra bulan Februari 2020," kata Dubes Kristiarto.

Lebih promosikan Indonesia tapi tak hanya budaya tradisional

Berbicara mengenai usaha untuk lebih meningkatkan kehangatan antar warga kedua negara, Frans Simarmata dari Indonesian Diaspora Network (IDN), yang sudah tinggal di Sydney sejak tahun 1999, menekankan perlunya lebih banyak pengenalan dari sisi budaya.

"Coba kalau ditayakan, siapa orang Indonesia yang dikenal orang Australia? Mungkin Reynold Purnomo (Masterchef), Tasia & Gracia (My Kitchen Rules) atau penyanyi Jessica Mauboy." katanya.

"Sebaliknya siapa orang Australia yang dikenal di Indonesia? Dulu mungkin Kylie Minogue, The Crocodile Dundee, Olivia Newton John.

Oleh karena itu menurut Frans, salah satu hal yang lebih banyak harus dilakukan adalah promosi mengenai Indonesia.

Tapi tidak terbatas hanya dalam bentuk budaya tradisional saja.

"Perlu pendekatan kontemporer, seperti yang dilakukan Twilite Orchestra dan Addie MS di Sydney Opera House tahun 2009. Sudah lama sekali," kata Frans.

Baca Juga: Imparsial Minta Jokowi Pilih Panglima TNI Bebas Pelanggaran HAM, Siapa?

"Supaya Indonesia tiidak hanya dikenal tari-tarian tradisional, tetapi juga hal-hal yang lebih kena bagi generasi lebih muda," katanya.

Kepercayaan terhadap China sangat menurun

Dalam hasil survei Lowy 2021 diketahui lebih dari setengah warga Australia, yakni 60 persen, sekarang melihat China sebagai ancaman dari sisi keamanan dan bukan lagi sebagai mitra ekonomi.

Hanya 16 persen warga Australia yang mengatakan mereka percaya jika China berperilaku secara bertanggung jawab dalam percaturan global.

Dalam hubungan dengan Amerika Serikat, setelah pergantian presiden dari Donald Trump ke Joe Biden, 70 persen warga Australia kembali menyatakan kepercayaan terhadap kepemimpinan Joe Biden. Jumlah ini naik 40 persen dari sebelumnya terhadap Donald Trump.

Terkait kemungkinan adanya konflik militer di kawasan regional, lebih dari 50 persen warga  mengatakan Australia "harus bersikap netral" bila ada perang antara China dan Amerika Serikat.

Menurut Natasha Kassam dari Lowy Institute, kepercayaan warga Australia terhadap China memang semakin menurun sejak tahun 2018.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI