“LPP Ariyanti didirikan atas dasar kebutuhan akan tenaga kerja dan pengakuan masyarakat yang bertujuan untuk mencetak lulusan agar siap kerja dan mampu menjawab tantangan dunia usaha maupun kemajuan teknologi saat itu,” jelas Ishvi.
Ishvi menambahkan, awalnya LPP Ariyanti hanya menyediakan program pendidikan reguler atau paket pelatihan bulanan yaitu program pendidikan kewanitaan meliputi Tata Kecantikan Rambut dan Tata Kecantikan Kulit. Namun, pada tahun 1982 seiring dengan perkembangan dan kebutuhan pasar kerja, lembaganya membuka program pendidikan satu tahun siap kerja, dan diberikan nama Lembaga Pendidikan LPP Ariyanti.
Program studi yang dibuka saat itu adalah Sekretaris Eksekutif, Administrasi, Perbankan, Pariwisata & Perhotelan. Kemudian, pada tahun 1988 berubah dan bertambah empat jurusan menjadi Komputer Akuntansi, Komputer Manajemen, Komputer Keuangan dan Perbankan, Sekretaris, Administrasi Perkantoran, Perhotelan & Pariwisata, Tours & Travel, dan Kehumasan.
Pada akhir diskusi, Wikan menyimpulkan bahwa dalam rangka mengisi dan memanfaatkan periode bonus demografi, khususnya pada masa pandemi Covid-19, semua pihak harus berkolaborasi dalam meningkatkan kompetensi masyarakat.
“Memiliki kompetensi dasar saja tidak cukup sehingga anak-anak didik kita harus terus melakukan peningkatan dan pengembangan kompetensi diri yang akan meningkatkan daya jual dalam memenangkan kompetisi di dunia kerja termasuk dalam persaingan global,” tutup Wikan.