Karena kondisi dan situasi yang masih sangat terbatas, Sekolah Sookses hanya menerima murid untuk jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak dengan rentang usia tiga sampai 6 tahun.
Naif Haqsan menjelaskan, jenjang pendidikan yang diprioritaskan masih untuk anak usia dini, karena pada umur 3-6 tahun merupakan fase ‘Golden Age,’ tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak yang paling penting.

Dengan memulai pendidikan sejak dini diharapkan mereka telah memiliki modal pengetahuan yang dapat bermanfaat secara jangka panjang. Pendidikan yang diberikan merupakan gabungan dari kurikulum nasional dan internasional. Sehingga para siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu dapat mengenyam pendidikan seperti di taman kanak-kanak dengan biaya mahal.
“Jadi kami punya mimpi yang sangat besar, bagaimana anak-anak tidak punya privilege (hak istimewa) mereka bukan hanya asal sekolah, tapi bagaimana suatu hari nanti mereka bisa bersaing dengan siapa saja. Karena permasalahan yang kami lihat adalah di lingkungan ini banyak anak yang cerdas namun tidak mendapatkan tempat,” paparnya.
Di samping itu, pendidikan sejak dini dilakukan juga sebagai bekal mereka saat memasuki Sekolah Dasar (SD).
“Ketika mereka masuk sekolah dasar mereka sudah bisa membaca dan berhitung,” ujarnya.
Dalam proses belajar mengajar pendidikan, kemampuan bahasa Inggris sangat ditekankan. Sebab menurutnya, dalam dunia kerja kemampuan bahasa Inggris sangat diperlukan, sehingga harus dikenalkan sejak dini.

“Ketika mereka tidak bisa bahasa Inggris mereka jadi serba terbatas, sulit mendapatkan pekerjaan di perusahaan internasional dan juga beasiswa ke luar negeri,” jelasnya.
Karenanya kepada murid usia 3 tahun pembelajaran dilakukan seluruhnya dengan bahasa Inggris, usia 4 tahun dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Kemudian untuk 5-6 tahun seluruhnya memakai bahasa Indonesia.
“Tapi itu semua tetap kami lihat dari perkembangan anaknya,” kata dia menambahkan.
Baca Juga: Cuitan Mahfud MD Dinilai Kurang Tepat, Sosiolog: Tak Perlu Meromantisasi Pandemi
Sekolah Sookses memiliki sejumlah mata pelajaran di antaranya bahasa, seni, matematika, sains, fisika, studi sosial, ekonomi, agama, serta pelajaran kepribadian. Seluruh mata pelajaran yang diajarkan disampaikan sesuai dengan jenjang usianya.
Untuk jumlah pengajar hingga saat ini terdiri dari 5 orang termasuk Naif sebagai pendiri. Mereka mengajar 43 siswa. Para pengajar diseleksi dengan ketat, minimal pendidikannya lulusan sarjana.