Jauh dari Kata Merdeka, Kisah Badut Jalanan di Ibu Kota yang Hidupnya Terjebak Kostum

Senin, 23 Agustus 2021 | 17:26 WIB
Jauh dari Kata Merdeka, Kisah Badut Jalanan di Ibu Kota yang Hidupnya Terjebak Kostum
Jauh dari Kata Merdeka, Kisah Badut Jalanan di Ibu Kota yang Hidupnya Terjebak Kostum. Seorang badut jalanan yang sedang mencari uang di jalanan sambil menggendong anak bayi. (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hafidh saat ditemui Suara.com masih memegang piringan kaset DVD bekas. Ia terlihat senang memainkannya dengan dua tangannya yang kecil itu.

Kadang piringan itu terjatuh ke tanah beberapa kali. Membuat Kiki repot harus membungkuk sambil menggendong dan memakai kostum boneka.

"Jangan di-jatuhin terus dong, adek," kata Kiki.

Menjadi badut jalanan sudah menjadi kerjaan Kiki setiap harinya, termasuk saat ditemui di tanggal 17 Agustus 2021, bertepatan momen hari Kemerdekaan ke-76 RI. Namun baginya, hari ulang tahun NKRI yang tiap tahun dirayakan di seluruh daerah itu tak berarti apa-apa.

"Yah, mau hari kemerdekaan kek, apa kek, begini-begini aja," tutur Kiki.

Badut jalanan sambil membawa anak saat meminta-minta kepada pengendara jalan di Jakarta. (Suara.com/Fakhri)
Badut jalanan sambil membawa anak saat meminta-minta kepada pengendara jalan di Jakarta. (Suara.com/Fakhri)

Sudah sejak kecil ia menganggap tanggal 17 Agustus adalah warna tanggalan hitam, seperti hari biasa. Dari usia sekitar 10 tahun pria asli Jakarta ini sudah putus sekolah.

Ia enggan menceritakan orang tuanya, namun dia kadang suka kerja serabutan ikut saudara atau kenalan kerja apapun. Beberapa tahun terakhir dia sudah bekerja sebagai sopir angkot gelap di kawasan Ciganjur.

Baru empat bulan belakangan ini ia menjadi badut jalanan setelah diajak oleh rekannya sesama sopir angkot. Alasannya, menjadi sopir tidak bisa menutupi kebutuhannya sehari-hari terlebih di masa pandemi Covid-19 ini.

Setelah pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat, pemasukannya menurun drastis di bawah 50 ribu setiap hari. Dengan menjadi badut jalanan, ia bisa mendapatkan hampir dua kali lipat.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berdampak Pada Intervensi Penurunan Stunting di Indonesia

"Lagi banyak yang ngasih (uang), ya bisa Rp100 ribu, bisa Rp50 ribu kalau sepi," katanya menjelaskan pemasukannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI