Setelah itu, pelaku CL (eks divisi Visual Data, sekarang Divisi Humas bagian Desain Grafis) memotret alat kelamin MS yang sudah dicorat-coret.
Perlakuan pelaku itu membuat MS sangat ketakutan terlebih kepada foto tersebut yang dikhawatirkan akan tersebar luas.
"Saya tidak tahu foto yang masuk kategori pornografi itu sekarang disimpan di mana, yang jelas saya sangat takut jika foto tersebut disebarkan ke publik karena akan menjatuhkan nama baik dan kehormatan saya sebagai manusia," ungkapnya.
2016
MS merasakan adanya perubahan pola mental. Ia merasa stres, hina, trauma berat namun di sisi lain ia juga tidak bisa mengundurkan diri dari pekerjaan karena masih harus mencari nafkah.
MS mengaku kerap kali berteriak-teriak pada tengah malam. Itu disebabkan dari pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pelaku terus menghantui MS.
"Saya tidak tahu apakah para pria peleceh itu mendapat kepuasan seksual saat beramai ramai menelanjangi dan memegangi kemaluan saya, yang jelas saya kalah dan tak bisa melawan. Saya bertahan di KPI demi gaji untuk istri, ibu, dan anak saya tercinta," jelasnya.
Akibat stres itu pula, MS menjadi sering jatuh sakit. Keluarganya pun kerap mendapatkan imbasnya ketika MS sering tiba-tiba menggebrak meja tanpa alasan dan berteriak tanpa alasan.
Emosinya bergejolak ketika tiba-tiba mengingat akan tindakan tercela yang dilakukan oleh pelaku.
Baca Juga: Usut Dugaan Pelecehan Seksual dan Perundungan, KPI: Besok Dipanggil Terduga Pelakunya
2017
Tepat pada 8 Juli 2017, MS mendatangi Rumah Sakit Pelni untuk menjalani pemeriksaan kesehatan endoskopi. Dari hasilnya terlihat kalau MS mengalami hipersekresi cairan lambung akibat trauma dan stres.
MS pernah mengikuti acara Bimtek di Resort Prima Cipayung, Bogor. Saat terlelap, tiba-tiba MS dibawa dan dilempar ke kolam renang oleh pelaku pada 01.30 WIB.
Alih-alih merasa iba, para pelaku malah menertawakan dengan apa yang dialami MS karena menganggap sebagai hiburan.
"Bukankah itu penganiayaan? Mengapa mereka begitu berkuasa menindas tanpa ada satupun yang membela saya. Apakah hanya karena saya karyawan rendahan sehingga para pelaku tak diberi sanksi? Di mana keadilan untuk saya?," jelasnya.
11 Agustus, MS mengadukan pelecehan dan penindasan ke Komnas HAM melalui email. Komnas HAM pun membalas email MS pada 19 September 2017.