Wayang Jogja Night Carnival #6 Membawa Wayang ke Dunia Pariwisata Global

Senin, 04 Oktober 2021 | 20:36 WIB
Wayang Jogja Night Carnival #6 Membawa Wayang ke Dunia Pariwisata Global
Berbagai persiapan perwakilan kemantren dan penampil-penampil yang hadir dalam WJNC yang menyuguhkan ragam kreasi sebagai puncak perayaan HUT ke-265 Kota Jogja. (Dok: Dinas Pariwisata)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sementara di zona empat temanya adalah Kahyangan, bernuansa percintaan agung. Disini nanti bakal ada penampil berkostum dewa, bidadari, figur hewan dan lokananta (gamelan) dengan penampil dari Ngampilan, Gedongtengen, Tegalrejo dan Wirobrajan.

Protokol Kesehatan

Digelar dalam masa pandemi Covid-19, WJNC #6 menerapkan protokol kesehatan ketat dalam penyelenggaraannya agar tidak menimbulkan klaster baru untuk para pelaku seni.

Secara teknis, seluruh yang terlibat acara harus sudah divaksin Covid-19 minimal satu kali dan dicek melalui aplikasi Peduli Lindungi. Untuk yang telah divaksin dosis 1 nantinya akan diberi gelang kuning. Sedangkan yang telah divaksin dosis 2 akan diberi gelang hijau.  

Selain itu untuk penampil dan tamu undangan harus menunjukkan hasil negatif tes swab antigen. Jika pada H-1 hasil swab antigen para penampil dan kru dari kemantren menunjukkan hasil positif, maka harus dicari pengganti. Penyelenggaraan WJNC #7 pada tanggal 7 Oktober berupa tapping/perekaman acara, bukan perhelatan. Penerapan protokol kesehatan ini dilakukan untuk memberi contoh wujud Kota Budaya di masa pandemi bagi wilayah lain.

Aan mengatakan konsep acara juga berubah dengan para penampil akan tetap berada di panggung sementara para tamu bakal berkeliling dengan kendaraan hias pada setiap penampilan grup.

"Pada waktu acara, semua digabung baik itu pembukaan, inti acara, dan penutup. Selain perwakilan kemantren kami juga mengajak beberapa penampil dari seniman lokal yang digabung antara penyelenggaraan daring dan luring," ungkap Aan.

Salah satu koordinator penampil dari Kemantren Kotagede, Hendi Setyo Yulianto mengatakan, WJNC #6 menjadi harapan baru dan juga titik balik bagi para seniman dan budayawan di Kota Jogja dalam berkarya.

"Pemkot berupaya dalam mengeksplorasi seni budaya di masyarakat walaupun di masa pandemi. Kegiatan dibuat bisa beriringan artinya kita tidak bersenggolan secara langsung namun tidak juga berdekatan, maksudnya ada harmoni yang coba ditawarkan dan karya seni harus dijalankan. Makanya ini bisa jadi titik balik untuk bersiasat dalam berkarya bagi teman seni dan pelaku budaya," kata Hendi yang juga sutradara para penampil dari Kotagede.

Baca Juga: Ketersediaan Vaksin di Kota Jogja 50 ribuan, Dinkes Sebut Vaksin Moderna Masih Melimpah

Dalam gelaran itu, ia mendapat tema Hastinapura yang dikreasikan lewat tarian karnaval. Koreografi akan bercerita soal kerajaan Astina yang dibawakan oleh sosok Buto (raksasa) dengan wujud wanita jelita. Menurut Hendi, aliran postmodern yang menjadi wajah WJNC membuat karya-karya yang ditampilkan mesti bertabrakan dari pakem.(Adv)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI