PBB Ingatkan Tantangan Perubahan Iklim dan Kelangkaan Air bagi Seluruh Dunia

Kamis, 07 Oktober 2021 | 17:30 WIB
PBB Ingatkan Tantangan Perubahan Iklim dan Kelangkaan Air bagi Seluruh Dunia
Program Pamsimas. (Dok: PUPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hal itulah yang juga mesti menjadi landasan dalam menghadapi masa pasca Pamsimas. Adanya perubahan iklim, secara umum, akibatnya tidaklah terlalu ekstrem untuk wilayah perdesaan, tetapi cukup berpengaruh untuk di perkotaan.

Yang menjadi masalah adalah bagaimana, jika cuacanya berubah karena perubahan iklim, hal ini bisa menyebabkan mata air kecil di satu desa yang dulu ada menjadi hilang. Hal lain yang tak bisa diabaikan begitu saja adalah langkah-langkah mengupayakan pencarian sumber air baru dan menjaga yang sudah ada, serta memastikannya bisa lestari.

Salah satu manfaat Program Pamsimas. (Dok: PUPR)
Salah satu manfaat Program Pamsimas. (Dok: PUPR)

Tersedianya sumber air tentu saja bukan satu-satunya hal terpenting. Tantangan terbesar, bahkan sejak Pamsimas dimulai, adalah komitmen daerah, kabupaten dan, terutama, desa. Lebih spesifik adalah komitmen pemimpinnya, mengingat di banyak daerah dinamika politik yang ada sangat berpotensi mengubah prioritas dalam pembangunan desa. Komitmen itu merupakan keniscayaan karena Pamsimas, berbasis masyarakat.

Oleh sebab itulah tidak bisa dihindarkan perlunya langkah-langkah untuk membangun komitmen. Jika masalahnya adalah dana, ada sumber-sumber selain dari Pamsimas yang bisa digunakan, misalnya dana alokasi khusus (DAK). Banyak sumber dana dalam kategori ini yang fokusnya adalah penyediaan air minum, dan semua dikelola pemerintah daerah.

Pemberian kepercayaan kepada masyarakat akan lebih mendidik dan memberi semangat bagi pemerintah daerah, ketimbang pemerintah pusat atau pemerintah provinsi yang berinisiatif membangun sarana dan prasarananya lalu menyerahkannya kepada pemerintah daerah. Yang demikian ini, tidak akan menimbulkan sense of belonging, rasa memiliki, dan tidak ada akuntabilitas.

Ada harapan program tetap dilanjutkan. Hal ini datang bukan saja dari banyak desa peserta, melainkan juga dari mereka yang pernah terlibat mengelolanya maupun mendampingi pelaksanaannya.

Kelimpahan air, salah satu manfaat Program Pamsimas. (Dok: PUPR)
Kelimpahan air, salah satu manfaat Program Pamsimas. (Dok: PUPR)


Pamsimas sebagai sistem, suatu “infrastruktur” yang memerlukan pemeliharaan secara terus-menerus. “Pamsimas bukan hanya uang. Bukan hanya fasilitator. Tapi ini adalah sebuah sistem.”

Di belakang sistem itu ada kegiatan-kegiatan pengelolaan, manajemen data, pelatihan, fasilitator, keuangan, dan monitoring. Semua ini, adalah paket yang dibangun dengan sangat sulit, lebih dari sepuluh tahun, sampai bisa menjadi seperti sekarang ini.

Meski begitu, ada pula pendapat bahwa melanjutkan Pamsimas dengan program yang berbeda adalah keniscayaan. Tentu saja, pertanyaan mendesaknya adalah seperti apa program lanjutan itu, sebagai sebuah exit strategy.

Baca Juga: PBB: Lebih dari 5 Miliar Orang Kekurangan Air Pada 2050

Bappenas, yang bertugas membuat kebijakan dan memimpin penyusunan program pembangunan, kini telah memulai pembahasan tentang kelanjutan Pamsimas. Kelanjutan ini tetap perlu, “tapi bentuknya berubah”. Bagaimana menimbang kembali besarnya sumber daya yang disalurkan untuk kebutuhan pendampingan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI