Afzali mengungkapkan kepada Persia Independent bahwa ia menyoroti tentang risiko yang dihadapi para pemain olahraga wanita, sehubungan dengan hanya dua orang dari tim voli putri nasional yang berhasil melarikan diri dari Afghanistan.
“Semua pemain tim bola voli dan atlet wanita lainnya berada dalam situasi yang buruk dan putus asa serta ketakutan. Semua orang terpaksa melarikan diri dan tinggal ditempat yang tidak diketahui,” ujar Afzali.
Zahra Fayazi, salah satu pemain voli yang berhasil melarikan diri, mengatakan kepada surat kabar BBC, pada bulan lalu setidaknya ada satu pemain tewas terbunuh.
“Kami tidak ingin ini terulang untuk pemain kami yang lain,” ungkap Fayaz kepada seorang broadcaster dari rumah barunya di Inggris.
Lanjut Fayazi, “Banyak pemain kami yang berasal dari provinsi diancam berkali-kali oleh kerabat mereka yang merupakan pengikut Taliban.
“Taliban meminta keluarga pemain kami untuk tidak mengizinkan anak perempuan mereka berolahraga. Jika tidak, mereka akan menghadapi kekerasan yang tidak terduga,” jelas Fayazi.
“Mereka bahkan membakar peralatan olahraga mereka untuk menyelamatkan diri dari keluarga mereka. Mereka tidak ingin mereka menyimpan sesuatu yang berhubungan dengan olahraga. Mereka takut,”
Sama halnya yang diungkapkan rekan satu tim lainnya, Sophia (nama samaran), kepada BBC bahwa semua orang terkejut saat mendengar kabar kematian salah satu anggota tim mereka.
“Saya yakin itu Taliban.” ungkap Sophia, nama yang disamarkan untuk melindungi anggota keluarganya yang masih berada di Afghanistan. “Kemungkinan kita akan kehilangan teman-teman yang lain,” pungkasnya.
Baca Juga: Taliban Penggal Kepala Atlet Wanita, Guntur Romli: Buat Pak JK Ada Komen?
Itulah penjelasan tentang siapa Mahjabin Hakimi, wanita pemain tim nasional bola voli Afghanistan yang dibunuh Taliban.