Hamdok sebelumnya pernah menggambarkan perpecahan di tubuh pemerintahan transisi sebagai "krisis yang paling parah dan berbahaya” yang dihadapi Sudan pasca al-Bashir.
AS ancam tarik bantuan Sabtu kemarin, Utusan Khusus AS untuk Tanduk Afrika, Jeffrey Feltman, sebenarnya berhasil memediasi Hamdok dengan Jendral Abdel Fattah al-Burhan dan komandan pasukan khusus, Mohamed Hamdan Daglo.
Sesuai pertemuan, Kedutaan Besar AS di Khartoum menulis betapa "Feltman menegaskan dukungan AS bagi transisi demokratis menuju kekuasaan sipil, sesuai dengan keinginan warga Sudan.
Penangkapan paksa terhadap pemimpin sipil di Sudan dianggap "tidak bisa diterima” oleh Utusan Khusus PBB untuk Sudan.
Menurutnya aksi tersebut "ilegal” dan menuntut "aparat keamanan membebaskan” para sandera.
"Saya sangat khawatir terhadap terjadinya aksi kudeta dan upaya menghentikan transisi politik di Sudan.
Penangkapan terhadap perdana menteri, pejabat pemerintahan dan politisi tidak bisa diterima,” kata Bolker Perthes.
Hal serupa diungkapan Jeffrey Feltman. "Seperti yang sudah saya katakan berulang-ulang, setiap perubahan paksa terhadap pemerintahan transisi akan mengancam bantuan AS,” kata dia.
Pada Senin, Kementerian Informasi di Khartoum mengajak warga agar turun ke jalan untuk menentang aksi militer.
Baca Juga: Sudan Dilanda Kudeta, Pihak Militer Tahan Perdana Menteri dan Pejabat Lainnya
"Kami mengundang semua orang untuk terus berjalan sampai upaya kudeta ini diatasi.” rzn/as (afp,ap)