Namun hari Jumat dia mendapatkan informasi terbaru dari kantor kedutaan Australia bahwa aturan terus berubah.
Mereka yang mendapat vaksin berbeda untuk dosis pertama dan kedua akan dianggap sebagai "belum divaksinasi".
Sehari kemudian, maskapai penerbanganSingapore Airlines juga memberitahu Sharyn jika penerbangan mereka sekarang dikhususkan bagi "Penumpang Yang Memenuhi Syarat Saja", dan mereka yang mendapat vaksin campuran tidak diakui.
"Pemerintah Australia sudah dengan semangat mengatakan 'warga Australia akan bisa kembali lagi'," kata Sharyn.
Maskapai penerbangan Singapore Airlines, Scoot danVietnam Airlines sekarang sudah membuat pernyataan di situsnya bahwa merekayang mendapatkan vaksin berbeda untuk dosis pertama dan kedua, untuk saat ini belum diakui.
Beberapa negara, seperti Kanada, Spanyol, dan Korea Selatan sejauh ini sudah mengakui mereka yang mendapatkan vaksin campuran, sehingga bisa masuk ke negaranya.
Walau tidak mendorong vaksinasi campuran untuk dosis pertama dan kedua, Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika Serikat (CDC) baru-baru ini memperbarui petunjuk yang mengatakan mereka yang mendapatkan vaksin campuran yang sudah diakui oleh Amerika Serikat dan WHO, bisa diterima untuk masuk ke negaranya.
Perbedaan mengenai vaksin campuran
Katherine O'Brien, Direktur Departemen Imunisasi dan Vaksin WHO baru-baru ini mengatakan ada bukti yang menunjukkan campuran antara vaksin AstraZeneca dengan vaksin MRNA lainnya, seperti Pfizer atau Moderna, bisa menghasilkan tingkat kekebalan tubuh yang kuat.
Baca Juga: Hasil Drawing Piala Asia Wanita 2022, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Australia
Namun di Australia, Rod Pearce, kepala Koalisi Imunisasi mengatakan masih sangat sedikitpenelitian soal tingkat efikasi dan keamanan mencampurkan dua vaksin berbeda.