Suara.com - Pejabat tinggi di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Kamis (4/11/2021) bahwa Eropa telah mengalami lonjakan lebih dari 50 persen dalam kasus Covid-19 pada bulan lalu.
Mengutip Associated Press, Jumat (5/11/2021), lonjakan tersebut menjadikan Eropa sebagai pusat pandemi saat ini, meskipun ada banyak pasokan vaksin.
“Mungkin ada banyak vaksin yang tersedia, tetapi penyerapan vaksin belum merata,” kata kepala kedaruratan WHO, Dr Michael Ryan, dalam konferensi pers.
Ryan juga menyerukan otoritas Eropa untuk menutup kesenjangan dalam vaksinasi Covid-19. Namun, seruan Ryan berbanding terbalik dengan pernyataan yang disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dr Tedros mengatakan negara-negara yang telah memvaksinasi lebih dari 40 persen dari populasi mereka harus berhenti dan sebaliknya menyumbangkan vaksin mereka ke negara-negara berkembang yang belum memberikan rakyatnya dosis pertama.
“Tidak ada lagi booster yang harus diberikan kecuali kepada orang yang kekebalannya terganggu,” kata Dr Tedros.
Dr Tedros menyerukan produsen vaksin untuk memprioritaskan penyediaan COVAX, upaya yang didukung oleh PBB untuk berbagi dosis secara global.
Pfizer hanya menjual 1 persen dari pasokannya ke COVAX, sedangkan Moderna hanya menyediakan 1 juta dosis ke negara berkembang pada akhir Oktober 2021.
Meskipun negara-negara miskin menerima kurang dari 1 persen vaksin Covid-19 dunia, kasus di Afrika dan Asia Tenggara turun 9 persen minggu lalu.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Pekanbaru Turun, Dinkes: Siaga Gelombang Ketiga Jelang Tahun Baru
Lebih dari 60 negara telah mulai memberikan dosis booster untuk memerangi penurunan kekebalan sebelum musim dingin, ketika gelombang Covid-19 diperkirakan akan muncul.