Pada tahun 2018, PKC menghapus batas masa jabatan pria berusia 68 tahun itu sebagai presiden.
Langkah ini menunjukkan niat Xi Jinping untuk tetap berkuasa. Dia juga tidak memiliki saingan yang dinilai cukup kuat.
Namun, perpanjangan masa jabatan lewat resolusi ini akan mematahkan tradisi partai untuk memimpin selama dua dekade.
Ini berarti Xi harus mundur pada tahun depan ketika masa jabatan lima tahun keduanya sebagai sekretaris jenderal berakhir.
Periode kepemimpinan Xi Jinping ditandai dengan menjatuhkan hukuman berat terhadap koruptor dan kebijakan represif di wilayah-wilayah seperti Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong.
Ditetapkan sebagai "inti dari keseluruhan partai"
Pada hari Jumat (12/11), PKC mengadakan konferensi pers untuk lebih menjelaskan rincian resolusi tersebut.
Pejabat partai menggambarkan Xi sebagai "juru mudi" peremajaan di Cina dan menekankan bahwa resolusi ketiga lebih menekankan pada pencapaian dan pengalaman sejarah.
Konferensi ini juga menyoroti pencapaian signifikan "sosialisme dengan karakteristik Cina" di bawah kepemimpinannya.
Baca Juga: Xi Jinping Rilis Resolusi Bersejarah, Sejajar dengan Mao dan Deng Xiaoping
"Dalam menghadapi situasi yang serius dan tugas yang kompleks, Komite Sentral Partai, dengan Xi Jinping sebagai intinya, telah membuat pencapaian yang mengesankan dan menetapkan Xi Jinping sebagai inti dari Komite Sentral Partai dan inti dari keseluruhan Partai," ujar Wang Xiaohuei, wakil direktur departemen propaganda Partai Komunis Cina.