Temui Wapres Ma'ruf, Ulama Dari Abu Dhabi Penasaran Dengan Toleransi Di Indonesia

Rabu, 15 Desember 2021 | 07:35 WIB
Temui Wapres Ma'ruf, Ulama Dari Abu Dhabi Penasaran Dengan Toleransi Di Indonesia
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyapa Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Al Muslimin Dr Sulthan Al Rumaithi di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (14/12/2021). (KIP-Setwapres).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima kunjungan dari Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Al Muslimin Dr Sulthan Al Rumaithi di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (14/12/2021). Kehadiran para cendekiawan muslim tersebut bertujuan untuk menyosialiasikan Majelis Hukama Al Muslimin.

Juru bicara Wapres, Masduki Baidlowi menuturkan, selain untuk menjelaskan terkait kegiatan yang dilakukan Majelis Hukama Al Muslimin, mereka juga hendak belajar soal toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

"Tapi yang terpenting juga salah satu dari agendanya bahwa para ulama yang berkantor di Abu Dhabi ini ingin belajar kepada Indonesia, kepada para tokoh Muslim Indonesia, mengenai kenapa muslim Indonesia yang mayoritas dapat berkumpul bersama-sama kalangan minoritas secara damai," kata Masduki.

Menurut Masduki, Sekjen Hukama Al Muslimin merasa takjub dengan penduduk Indonesia yang banyak tetapi mempu hidup damai di tengah kemajemukan budaya, agama, dan bahasanya. Sementara, negara-negara di Timur Tengah yang memiliki penduduk sedikit dan agamanya hampir seratus persen Islam, kerap terjadi konflik.

"Nah inilah yang menjadi pertanyaan dari Dr Sulthan Al Rumaithi. Di situ lah dia ingin mempelajari," ucap Masduki.

Merespon keingintahuan Sekjen Hukama tersebut, Ma'ruf menyampaikan bahwa toleransi dan kerukunan di Indonesia didasari semangat dan kesadaran bahwa Indonesia adalah negara kesepakatan.

Menurut Ma'ruf, para pendiri negara ini telah bersepakat untuk tidak mebeda-bedakan mana yang mayoritas dan mana yang minoritas.

"Jadi rasa empati itu adalah modal utama untuk pendirian Republik ini, tadi dikatakan oleh Wapres seperti itu," terangnya.

Bahkan, Ma'ruf menceritakan kalau sebelum merdeka pun para tokoh negeri ini sudah mempunyai kebiasaan hidup rukun dan toleran yang dicontohkan secara turun temurun.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Minta Masyarakat Melek Fintech

"Jadi kalau misalnya kita hanya bicara saja mengenai kemajemukan, mengenai toleransi, dan seterusnya, kalau hanya pembicaraan tanpa dikerjakan, tanpa dieksekusi, kata Wapres, maka negara ini sudah bubar sejak dulu," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI