Seperti Mardani H Maming ditunjuk sebagai Bendahara Umum PBNU yang merupakan kader PDI Perjuangan. Kemudian Nusron Wahid, kader Partai Golkar yang ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum PBNU.
Sementara kader PBNU dan Politisi PKB yang juga Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menjabat sebagai ketua bidang.
Kemudian Wali Kota Pasuruan Syaifullah Yusuf atau yang biasa disapa Gus Ipul ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU.
Yahya menjelaskan alasan penunjukkan dari kalangan politisi karena ingin mengambil jarak secara sama, setara, dengan berbagai sudut kepentingan politik yang ada di sekitar.
"Itu kami lakukan dengan cara mengakomodasi elemen-elemen kepentingan dari berbagai macam sudut politik itu supaya di dalam kepengurusan nanti bisa satu sama lain saling mengontrol untuk menjaga agar jarak Nahdlatul Ulama dengan berbagai pihak poltiik tetap sama satu dengan lain," katanya.
Sebelumnya, Yahya menuturkan susunan kepengurusan di PBNU di masa kepemimpinannya lebih 'gemuk' dari biasanya. Alasannya, NU memiliki konstituensi yang sangat luas.
"Banyak disebut dalam hasil survei, bahwa seluruh warga NU atau mereka yang mengaku NU kurang lebih separuh dari populasi muslim di Indonesia. Kami berkepentingan menjangkau seluas-luasnya, menjangkau sedapat-sedapatnya seluruh konstituensi yang sangat luas itu sehingga kami membutuhkan personel yang cukup banyak untuk melakukannya," katanya.