Saat kami sedang ngobrol, seorang petugas rumah sakit datang dan berbicara kepada perempuan berjilbab di sebelahku. "Tidak ada keluhan kan bu?"
"Tidak ada, pak," jawab ibu berjilbab.
Petugas lelaki tadi pergi lagi dan selanjutnya masuk ke dalam ruang pelayanan.
Sambil menoleh ke arahku, ibu berjilbab berkata "keluhannya susah uang."
Dia tertawa. Aku ikut terkekeh mendengarnya. Pandai melawak juga, batinku.
Dia berasal dari Jakarta Selatan. Usianya 33 tahun. Seorang ibu dari satu anak yang masih duduk di bangku kelas tiga SMP.
"Ibu pasien apa di RS ini," kataku.
"Itu ada tulisannya." Matanya melihat ke papan yang digantung di lorong. Tertulis di sana: unit pelayanan HIV.
![Ilustrasi HIV AIDS. [Envato Elements]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/27/78195-ilustrasi-hiv-aids-envato-elements.jpg)
Aku ragu dengan apa yang baru saja kudengar dari perempuan itu dan mengonfirmasi lagi. "HIV bu?"
Baca Juga: Kisah Sopir Bajaj Perempuan: Berani Lawan Pelecehan, Berteman dengan Preman
"Iya HIV," katanya.