Jam Kiamat Tak Bergerak 3 Tahun, Bumi Tetap 100 Detik Menuju Kehancuran

Jum'at, 21 Januari 2022 | 15:28 WIB
Jam Kiamat Tak Bergerak 3 Tahun, Bumi Tetap 100 Detik Menuju Kehancuran
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Didirikan bersama Albert Einstein, Buletin Ilmuwan Atom menetapkan jam yang dirancang untuk mewakili seberapa dekat umat manusia dengan kiamat. Waktu tetap tidak berubah selama tiga tahun berturut-turut.

Doomsday Clock atau Jam Kiamat yang merupakan simbol seberapa dekat Bumi dengan kepunahan massal akibat ulah manusia, tetap tidak berubah pada hari Kamis (20/01).

20 Januari ditetapkan sebagai waktu untuk setting ulang jam sekaligus memperingati lahirnya simbol tersebut.

Meski 2021 memunculkan sejumlah perkembangan baik, tetapi juga membawa tantangan baru.

"Jam Kiamat tetap stabil pada 100 detik menjelang tengah malam," kata Presiden Bulletin of the Atomic Scientists, Rachel Bronson.

The Bulletin of the Atomic Scientists, organisasi yang bertujuan untuk menyebarkan informasi guna mengurangi ancaman buatan manusia, didirikan pada 1945 oleh Albert Einstein dan Universitas Chicago.

Dua tahun kemudian, kelompok tersebut menciptakan Jam Kiamat untuk menandai tengah malam secara simbolis, titik dari bencana global.

Fokus utama awalnya adalah prospek kebakaran nuklir yang mengakhiri dunia pada perang Dingin, tetapi kelompok itu memperluas cakupannya untuk memasukkan ancaman lain terhadap manusia dan planet ini, seperti perubahan iklim.

Jam Kiamat diatur oleh Dewan Sains dan Keamanan Buletin dengan berkonsultasi ke Dewan Sponsornya, yang mencakup 11 peraih Nobel.

Baca Juga: Jam Kiamat Tak Bergerak, Bumi Masih di Titik Terdekat dengan Akhir Zaman

Menghindari bencana eksistensial

Menurut Jam Kiamat, dunia tetap sama-sama rentan terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh perang, perubahan iklim, dan pandemi untuk tahun ketiga berturut-turut.

Rachel Bronson mendesak para pemimpin dunia untuk melakukan "pekerjaan yang jauh lebih baik dalam melawan disinformasi, mengindahkan sains, dan bekerja sama” untuk "menghindari bencana eksistensial, yang akan mengerdilkan apapun yang belum pernah dilihatnya.”

"Jam tetap menunjukkan waktu yang paling dekat dengan kiamat yang mengakhiri peradaban karena dunia tetap terjebak dalam momen yang sangat berbahaya,” kata Bronson kepada wartawan pada peringatan 75 tahun jam tersebut.

Tidak ada negara yang kebal terhadap ancaman demokrasi,” kata buletin itu, "seperti yang ditunjukkan oleh pemberontakkan 6 Januari 2021 di US Capitol.”

Latar belakang Jam Kiamat Buletin ini didirikan oleh Einstein, J Robert Oppenheimer, dan ilmuwan lain yang bekerja di Proyek Manhattan yang menghasilkan senjata nuklir pertama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI